5. Rachel

467 56 57
                                    

Jangan lupa vote komen yaa

Jangan jadi siders atau diem-diem ngejiplak.

"Wanita itu sebenarnya adalah, kodratnya di kejar, bukan mengejar."
-Aileen Clazora Mikesha-

*****

Viola menatap dirinya di pantulan. Dia menghela napas kemudian menarik tas nya dan keluar dari kamar untuk sarapan bersama.

"Pagi Yah, Bun."

"Pagi juga sayang."

"Gue gak di sapa?" tanya Garel mendelik.

Viola cengengesan. "Hehe, kalo elo mah gak usah di sapa juga anteng. Entar kalo gue sapa malah ngelunjak." Garel memutar bola matanya malas.

"Terserah lo dah. Tapi awas kalo lo ikut bareng gue." Viola mengangkat bahunya acuh.

"Gue juga bisa minta anter sama Ayah." balas Viola.

Marsel dan Hani menatap anaknya jengah.

"Dek, duduk terus diem. Kamu juga bang, jangan nyari perkara. Kita mau makan."

Viola dan Garel terdiam saat sang Ayah telah membuka suara. Hanya pria itu yang bisa memisahkan mereka berdua.

"Sekarang kita makan. Jangan ribut lagi."

"Iya Yah." jawab keduanya.

Setelah itu pun mereka memulai sarapan dengan hening.

15 menit berlalu, mereka telah selesai sarapan.

"Yah, Bun, Vio berangkat ya." Viola mengambil tangan Marsel kemudian menciumnya dan melakukan hal yang sama kepada sang Ibunda.

"Hati-hati ya sayang. Bang, kamu jangan ngebut-ngebut ya bawa motornya, kamu lagi baqa adek loh." peringat Bunda Hani. Garel mengangguk malas.

"Ya Bun."

Kemudian Viola dan Garel keluar bersamaan. Garel mengeluarkan motornya dari garasi kemudian menghidupkan motornya. Laki-laki itu menghentikan motornya di depan Viola.

"Cepet naik." Viola mendengus.

"Iya-iya, sabar kek." Viola naik dengan berpegangan dengan bahu Garel. Gadis itu menepuk bahu sang kakak.

"Udah."

Garel pun mulai menancap kan gas nya keluar dari pekarangan rumah.

*****

Motor Kawasi Ninja ZX-25r itu memelan kala telah sampai di parkiran SMA Merpati.

Viola turun dari jok motor kemudian melepas helm nya. Gadis itu memberikan helm nya kepada Garel dan merapikan rambut nya.

"Sini gue rapiin." Viola maju dan memberi akses untuk Garel melakukan semaunya.

Garel dengan serius merapikan rambut sang adik dan meniup mata Viola membuat gadis itu mengerjap. Garel terkekeh.

"Udah. Cantik banget adek gue." puji Garel kepada Viola.

"Makasih. Tapi gue emang cantik dari lahir." Garel mencubit hidung adik nya gemas.

"Pd banget sih? Perasaan Bunda gak kek gini deh." ledek Garel tertawa kecil.

Viola cemberut. "Kan gue nurun Ayah." gumam Viola kecil.

VILDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang