9. Satu Hari Lagi

381 54 31
                                    

Halo pecinta fiksi

Gimana gimana? Kalian masih ada yang nungguin AMH update?

Semoga makin banyak yang baca dan makin banyak yang suka yaa ❤

"Hati ku hanya tercantum dengan satu nama. Dan dia, adalah seseorang yang baru ku temui tempo lalu."
-Aiden Alvaro Febryan-

*****

Hari terus berganti sampai tak terasa esok adalah hari pernikahan Aiden dan Viola.

Kedua calon pasutri itu kian dekat meski Viola masih sering jutek kepada Aiden. Berbeda dengan Aiden, lelaki itu justru semakin lengket dengan Viola. Dimana ada Viola, di situ pun ada Aiden. Entahlah, keduanya seperti anak kembar saja yang dimana-dimana selalu bersama.

Seperti saat ini, Viola yang tengah asik mengobrol dengan Aileen harus terganggu dengan kedatangan Aiden. Bukan Aiden saja, tetapi Garel, Gerald, dan Daren pun ikut.

Viola menghela napas jengah. "Kenapa gangguin gue terus sih?!"

Aiden tersenyum nakal. Lelaki itu mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu. "Besok udah nikah. Jadi siap-siap aja lo gue ajak begadang sampe subuh,"

Viola bergidik ngeri membayangkannya. Gadis itu langsung mendorong kepala Aiden.

"Gak usah aneh-aneh! Gue depak kepala lo!" kesal Viola yang di sambut gelak tawa dari lelaki yang memakai kemeja yang di keluarkan. Entahlah, laki-laki itu selalu tak rapi. Setiap sekolah, pasti kemeja nya selalu di keluarkan dan dua kancing yang tak di pasang. Lelaki itu seperti tebar pesona, tapi sialnya Viola tarsangkut dengan pesona nya.

Aiden menghentikan tawa nya. Lelaki itu menyuruh Aileen pindah tempat yang langsung di turuti meski harus di peloloti oleh Viola seolah melarang Aileen.

Aiden tersenyum kemenangan. Lelaki itu langsung duduk di sebelah Viola dan merangkul pundak perempuan itu.

"Gak usah galak-galak. Entar juga lo desah keenakan di bawah gue," ujar Aiden tanpa beban.

Mata Viola melotot. Dia menyentak tangan Aiden dan menginjak kaki laki-laki tersebut.

"Otak lo kotor. Cuci gih," ujar Viola ketus.

Aileen mengulum senyum nya melihat interaksi kedua calon pasutri itu.

"Jangan galak-galak Vi, dia bentar lagi jadi suami lo loh," Viola memutar bola matanya malas.

"Bodoamat. Gak peduli gue."

Garel menggelengkan kepala nya heran. "Kalo lo berdua ribut terus, gimana entar pas udah seatap?"

Viola mendelik. "Dih. Ogah banget tinggal sama ni curut,"

Mata Aiden membola. Dia langsung menoyor kepala Viola pelan. "Heh! Kurang ajar banget sama suami,"

Viola mendengus. "Masih calon suami, bukan suami," ujar Viola menekan setiap kata-katanya.

"Sama aja. Pokoknya lo harus nurut sama gue,"

"Ogah!"

Garel tertawa kecil.

"Sabar Ai, dia emang rada keras kepala sama ngeselin. Tapi entar lama-kelamaan dia bakal nurut kok," ujar Garel pada Aiden.

Aiden berdehem. Dia melirik Viola yang menatapnya sinis.

Daren geleng-geleng kepala. "Baru gini aja udah ribut, gimana pas udah tinggal bareng? Ke bakar kali ah rumah nya," gumamnya pelan.

VILDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang