14.

410 46 2
                                    

Heyyo gais

Maaf lama gak update huhuu. Sekarang tuh mood ku suka naik turun, jadi kadang suka males untuk nulis satu kata wkwk

Jangan di contoh ya.

SEMOGA KALIAN SUKA DAN JANGAN LUPA KETIK TOMBOL BINTANG DAN RAMAIKAN PART INI DENGAN KOMENTAR KALIANN

"Mencintaimu itu seperti sabu. Candu dan memabukkan sampai-sampai membuat ku semakin tergila-gila dengan mu."

*****

Setelah berdebat kecil dengan Revan, kini Aiden telah sampai di rumahnya. Laki-laki itu memarkirkan motornya di garasi sebelum mencabut kunci motor dan turun dari motor besarnya.

Langkah kakinya perlahan berjalan masuk ke dalam rumah dan langsung membuka pintu rumahnya. Lampu yang masih menyala menjadi petanda jika Viola belum tertidur.

Sebelum ke kamar, Aiden terlebih dahulu menuju dapur dan membuka kulkasnya. Ia mengambil minuman dingin dan meneguknya kemudian kembali menaruh ke dalam. Lelaki itu kembali menutup kulkasnya dan berjalan ke arah tangga menuju ke atas di mana letak kamarnya berada.

Ceklek

Seulas senyum terlihat di wajah tampannya. Dia terkekeh geli melihat gaya tidur Viola yang tak elit. Bayangkan saja, kepala gadis itu berada di ujung kasur dengan kepala yang menjuntai ke bawah. Sungguh menggelikan, tapi menggemaskan secara bersamaan.

Ah, Viola itu bagai bidadari cantik yang di takdirkan untuk dirinya. Gadis galak ketika di sekolah, namun ketika sudah berada di rumah gadis itu akan melunak seperti kucing pada majikannya.

Karena tak tega, Aiden pun membenarkan tidur Viola. Setelah itu, dia mencium pucuk kepala Viola sekilas kemudian bangkit berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak berselang lama, laki-laki itu telah selesai dengan ritual mandinya. Aiden mengacak-acak rambutnya menggunakan handuk kecil, biasanya seperti ini Viola yang melakukan. Tapi karena gadis itu sudah tidur, maka dirinya lah yang melakukan nya.

Aiden melirik Viola yang sangat nyenyak dalam tidurnya. Apalagi dengan wajah polos ketika tertidur, menambah kesan imut di wajah gadis tersebut.

Aiden menggantungkan handuknya di belakang pintu kemudian berjalan ke arah kasur bergabung untuk tertidur karena hari sudah semakin malam.

Aiden mencari gaya tidur yang nyaman. Tubuhnya menghadap tubuh telentang istrinya. Aiden menarik sudut bibirnya mengulas senyum kecil. Tangannya terangkat menyelipkan anak rambut yang menutupi setengah wajahnya.

"Gemes banget istri gue sampe pengen gue cekek," gumam Aiden menatap wajah Viola intens. Matanya menelusuri wajah Viola dari alis yang tebal, bulu mata lentik, hidung yang tidak mancung juga tidak pesek, juga bibir mungil yang memerah alami.

Aiden menggesekkan hidungnya ke hidng Viola. Dia gemas melihat wajah polos itu. Lucu sekali jika mengingat wajah galak yang selalu Viola perlihatkan ketika di sekolah.

"Jangan gemes-gemes Vi, entar gue cepet jatuh sama lo. Eh tapi gak papa deng, entar kalo lo udah tau gimana perasaan gue, itu artinya lo milik gue. Milik Aiden Alvaro Febryan seorang."

*****

"AIDEN!!"

Teriakan yang begitu menggema dari lantai atas membuat seorang laki-laki buru-buru naik ke atas takut terjadi sesuatu.

VILDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang