17. Jalan-Jalan

144 22 0
                                    

"Jangan pernah melirik pada orang yang bukan aiapa-siapa mu. Jika sudah tau dia milikku, maka jaga mata mu."

- Bpk. Negara aka Aiden -

******

"Ai, bangun. Aiden." Berulang kali Viola membangunkan suaminya. Sudah sedari tadi Viola membangunkan Aiden, tapi cowok itu tak kunjung bangun-bangun.

Aiden memang tipikal orang yang sangat susah di bangunkan. Jadi harus mempunyai banyak ide agar bisa membangunkan laki-laki itu. Bahkan, dengan cara yang bagi orang itu sangat bagus.

Lelah membangunkan, Viola bangkit. Perempuan itu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam sore. Viola mengambil jedai kemudian mencepol rambutnya dengan asal. Setelah itu, Viola berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air.

Tak lama, Viola kembali dengan gayung berisi air. Perempuan itu mendekati ranjang kemudian mencipratkan air di tangannya pada wajah Aiden.

Tak lama, cowok yang sedari tadi tertidur itu terbangun dengan mata yang terlihat sayu. Aiden mengerjapkan matanya berulang kali menyesuaikan rentina nya untuk melihat sekitar.

Aiden menoleh dan mendapati Viola yang tengah bersedekap dada sembari menatapnya datar. Laki-laki itu menggaruk pipinya yang tak gatal melihat tatapan Viola yang sangat mengerikan menurutnya. Tatapan Viola bagai hewan buas yang menatap musuhnya.

"Baru bangun lo?" tanya Viola datar, sembari menaikan alisnya. Menatap memicing kearah laki-laki itu.

Aiden menyengir tanpa dosanya. Laki-laki itu cengengesan. "Hehe, ya maap."

Viola menatap datar. Cewek itu menghela nafas kemudian membalikan tubuhnya menuju kamar mandi mengembalikan gayung yang dia bawa tadi.

"Bangun, mandi. Habis itu siap-siap wudhu, kita solat." titah Viola tanpa membalikan tubuhnya.

Setelah tak melihat Viola, Aiden menghela nafas. "Ini gimana konsepnya dah? Perasaan disini gue yang jadi suami, kenapa gue yang malah takut sama bini sendiri?" gumam Aiden bertanya-tanya.

*****

Selepas solat bersama, Viola langsung turun ke bawah setelah selesai melipat sajadah beserta mukena-nya.

Viola membuka kulkas dan menatap bingung. Dia sama sekali tidak terpikirkan ingin memasak apa hari ini.

"Apa gue masak nasi goreng aja ya? Tapi bosen ah, masa iya makan itu-itu mulu." gumam Viola.

"Gak usah masak hari ini. Kita makan di luar aja. Sekalian nepatin omongan gue sore tadi." ucap seseorang dari belakang.

Viola membalikan tubuhnya dan mendapati Aiden yang tengah duduk di kursi meja makan, tengah menatapnya.

"Kenapa masih diem disitu? Gih, siap-siap. Kita keluar sekarang." titah Aiden tak terbantahkan.

Viola langsung lari ngibrit kearah kamar mereka. Perempuan itu bergegas bersiap-siap dan kembali keluar setelah siap.

Viola menuruni anak tangga satu-persatu dan langsung mendekat pada Aiden setelah sampai di depan laki-laki itu.

Aiden mendongak, menatap Viola yang tengah menatapnya sembari tersenyum.

"Ayo." ajak Viola.

Tak menunggu jawaban dari laki-laki itu, Viola langsung menarik tangan Aiden.

VILDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang