25. Siapa?

66 21 58
                                    

Masuk ga notifny?

***

Senin telah bertemu. Dan kini semua orang tengah bersibuk untuk bersiap-siap guna kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Sama halnya seperti Viola. Kini perempuan itu tengah bersiap dengan seragam khas SMA-nya dengan bekal yang sudah ia siapkan beberapa menit yang lalu. Dan kini perempuan itu tengah bersiap kembali ke kamar untuk membangunan Aiden yang masih bergelung dengan selimut.

Perempuan itu membuka pintu bercat coklat dengan perlahan. Viola pun menghampiri ranjang dimana seorang laki-laki masih bergelung dengan selimut sebatas pinggang dengan keadaan shirtless.

Viola duduk di pinggir ranjang kemudian mulai membangunkan Aiden yang masih memejamkan matanya. Perempuan itu tampak berdecak kala Aiden tampak susah di bangunkan. Ini akibat lelaki itu begadang semalam sehingga kini sulit untuk dibangunkan.

Viola terus menggoyangkan lengan Aiden beberapa kali hingga lelaki itu mulai menggeliat tampak terganggu dengan apa yang Viola lakukan. Karena terlampau geram, akhirnya Viola memencet hidung Aiden hingga laki-laki itu kesulitan bernapas dan mulai membuka mata dengan kesal.

"Kenapa sih?!" decak Aiden kesal. Pasalnya dia baru tidur beberapa jam dan kini sudah di bangunkan dengan tak etis oleh perempuan itu. Bagaimana tidak kesal coba?

"Makanya jangan begadang! Udah di bilangin juga malah begadang." balas Viola kesal. Perempuan itu bangkit kemudian mengambil handuk dan melempar ke arah wajah bantal Aiden.

"Mandi terus siap-siap sana." titah Viola tak terbantah. Tanpa melawan Aiden pun mulai bangkit dan menuju kamar mandi meninggalkan Viola yang tengah membersihkan tempat tidur yang berantakan akibat ulah Aiden.

Beberapa menit membereskan akhirnya Viola selesai juga. Perempuan itu mengambil pakaian yang akan Aiden kenakan nanti. Setelah selesai perempuan itu pun turun untuk menaruh keranjang baju kotor untuk ia cuci selepas pulang sekolah nanti. Tak berapa lama akhirnya Viola kembali bersamaan dengan Aiden yang telah selesai bersiap. Laki-laki itu berdiri di depan kaca rias milik Viola tengah membenarkan tatanan rambutnya.

Viola yang melihat itu pun langsung mendekat dan mengambil alih apa yang Aiden lakukan. Viola dengan telaten mulai membenarkan rambut Aiden dengan tangan mungilnya. Setelah selesai membenarkan rambut Aiden, kini Viola pun mulai memakaikan dasi laki-laki itu. Meski Viola tahu, Aiden nantinya pasti akan mencopot dasi dan mulai mengeluarkan baju yang telah dia rapihkan.

Setelah itu Viola pun mulai berjalan ke arah meja belajar dimana tas miliknya dan milik Aiden tergeletak disana. Viola mulai mengambil dan menarik tangan Aiden untuk turun kemudian menyuruh Aiden duduk dengan dia yang mengambil sepatu yang telah ia siapkan.

"Nih, pake." Viola meletakkan sepatu Aiden kemudian pergi setelah menyiapkan apa yang akan Aiden kenakan. Setelah selesai menggunakan sepatu, Viola pun mengambil bekal yang dia siapkan tadi pagi dan berjalan keluar mengikuti Aiden dimana laki-laki itu sudah bersiap dengan motor miliknya.

"Nanti sampai disana langsung makan bekal yang udah gue siapin." kata Viola begitu duduk ditempatnya. Perempuan itu mengambil helm yang di berikan Aiden untuknya kemudian mulai memasang helm tersebut untuk ia kenakan.

Sementara Aiden sendiri sudah siap di depan dengan helm yang dia kenakan. Laki-laki itu menarik tangan Viola untuk memeluk dirinya.

"Gini aja biar anget." ujar Aiden begitu melihat tatapan bertanya Viola lewat kaca spion.

"Dih modus banget." kata Viola mendengus. Sementara Aiden sendiri terkekeh mendengarnya. Ya, dia memang ingin mengambil kesempatan di saat-saat seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VILDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang