"Siapa Ai?" tanya Viola melihat Aiden hanya terdiam.
"Gak tau nih. Gak kenal." jawab Aiden menggelengkan kepalanya. Lelaki itu kembali meletakkan ponselnya ke meja dan memilih menyenderkan tubuhnya ke badan sofa.
"Bener?"
Aiden mengangguk. Laki-laki itu memejamkan matanya sejenak. Dalam pikirannya tengah bergelut dengan segala persepsi yang bermunculan. Entah sadar atau tidak, kini Aiden terjerumus ke dalam pikirannya.
Aiden menghembuskan nafasnya perlahan. Kini pikirannya berkecamuk memikirkan banyak hal. Ia tidak mungkin seperti ini terus. Semakin didiamkan semakin rumit. Dan ia benci ini.
"Tadi ada anak cowok nanyain lo. Dia bilang anak Vargoz berulah lagi. Siapa Valvoz?" tanya Viola penasaran. Pasalnya lelaki yang menghampirinya adalah anak kelas sebelah. Selain itu, ada hubungan apa Aiden dengan Vargoz?
Aiden tersentak. Ia langsung berdiri tegak dan mengambil ponsel yang sempat dia biarkan di meja kemudian membuka ruang chat dengan teman-temannya.
Aiden
@tag all Siapa yg tdi nyriin gue?Dimas: Kenapa Al?
Gama: Siapa emg yg nyamperin lo?
Raga: Gue. Tdi gue sempet nyariin lo tpi gda di kelas jdi gue cmn blg ke bini lo
Raga: Dia udh blg apa yg mksd tdi?
Gama: Apaan emg Ga?
Dimas: Tau nih main rahasiaan segala.
Apaan emg nya dah?Aiden
@Raga dia udh bilang
Knp bisa kita kecolongan gini?Raga: Kita sempat gbsa lacak mrka Al. Tpi tiba tiba pas kita cek lagi lokasi mrka nunjukin di dekat markas kita. Dn itu artinya mrka mulai cri lawan
Aiden
Bahas di markas.
Gue kesana skrng.Aiden langsung bergerak mengambil jaket miliknya serta kunci motor. saat hampir di luar rumah, dia berbalik badan dan menatap Viola yang juga tengah menatapnya penasaran.
"Gue keluar sebentar. Jangan lupa kunci rumah sampai gue pulang nanti." pesan Aiden. Usai mengatakan itu Aiden langsung bergerak mengambil sepeda motornya. Aiden langsung menancapkan gas keluar dari pekarangan rumah.
Semua itu tak luput dari pandangan Viola. Perempuan itu masih bergeming di ruang tamu dengan pandangan terus tertuju pada Aiden sampai punggung lelaki itu menghilang dengan sendirinya.
Viola menghelas nafasnya. Aiden tidak mengatakan apapun padanya dan hal itu semakin membuat rasa penasarannya semakin tinggi.
Saat ingin berdiri netra Viola taj sengaja melirik pada ponsel milik Aiden yang sepertinya tertinggal. Cowok itu ceroboh.
Viola menhela nafas, "Kenapa tiap ada sesuatu selalu lupa sama sekitarnya sih?" ucap Viola sebal. Gadis itu beranjak dari sana dan melangkah kearah kamarnya. Tapi sebelum itu dia mengunci pintu depan seperti pesan Aiden tadi. Setelah itu barulah dia menuju kamarnya untuk istirahat sejenak.
Di lain tempat, tepatnya di suatu bangunan yang dijadikan tempat nongkrong anak remaja lelaki atau tepatnya markas kini tengah ramai oleh orang-orang berjaket hitam. Semuanya tampak seperti tengah menunggu seseorang yang akan datang kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILDEN
JugendliteraturAiden Alvaro Febryan dan Viola Xaveira Axyra. Dua orang dengan sikap yang hampir sama keras kepalanya, namun harus memulai untuk menjadi dua orang yang dewasa untuk dapat mengatasi segala permasalahan yang ada. Bagaimana kisahnya? Yuk baca ceritany...