04. Pedang Putih

37 30 1
                                    

Orion memilih Palm karena kemungkinan ksatria yang datang untuk mencari sang putri ke sana lebih kecil, selain itu, dia berpikir jika Anna lebih baik bersama dengan orang-orang seperti Murrad dan juga anak-anak. Mereka tiba saat malam hari, anak-anak sudah tertidur dan hanya Murrad yang duduk sendiri di depan meja makan sambil membaca kitab. Pendeta tua itu terkejut ketika Orion dan Elysia masuk dengan membawa dua orang gadis yang terlihat sangat kelelahan.

“Paman, maaf,” ucap Orion. “Mereka adalah Anna dan Felisia, mereka akan menginap di sini malam ini, dan mereka akan menggunakan kamarku dulu.”

“Apa yang terjadi?” tanya Murrad.

“Mereka kelelahan, biarkan mereka istirahat dulu.” Orion membawa Anna dan Felisia ke dalam kamar. Kedua gadis itu hanya diam saja, jelas saja, mereka telah mengalami kejadian yang sangat tidak mengenakkan. Orion keluar dari dalam kamar, “Aku ingin cari angin,” lalu melangkah keluar rumah tanpa memandang Murrad dan Elysia sedikitpun. Murrad memandang Elysia, bertanya-tanya. Mereka berdua kemudian duduk dan Elysia mengatakan semua yang telah diceritakan Orion di perjalanan mereka menuju Palm.

Murrad menggenggam kedua tangannya, dia tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini. “Jadi, apa yang akan dilakukan olehnya?”

“Aku tidak tahu, aku juga bertanya begitu tapi dia tidak menjawabku, mungkin dia butuh waktu untuk itu.” Elysia berdiri, dia juga kelelahan, perjalanan dari Lyonesse ke tenda Orion sangatlah melelahkan bagi orang biasa, lalu melawan para bandit, dilanjutkan pergi ke Palm, kemudian ke Nashville, dan kembali lagi ke Palm. Gadis itu memiliki stamina yang luar biasa. “Aku akan tidur dengan anak-anak.”

Murrad duduk sendiri, memandangi lilin di atas meja yang masih bernyala lalu bergumam, “Oh tuhan..”

Di dalam kamar, Anna dan Felisia berbaring sambil berpengangan tangan. “Tuan putri..” ucap Felisia yang melihat kesedihan yang sangat jelas di muka Anna.

Di padang rumput dekat desa, Orion duduk di atas rerumputan kecil bersama dengan Sue yang sedang berbaring, dia perlu seorang teman, dan teman yang tidak berisik seperti Sue lah yang bisa menenangkannya. Orion memejamkan mata, merasakan angin malam dingin yang menyentuh kulitnya. Semuanya seperti mimpi, dia masih ingat rasa dari susu hangat dan roti yang terasa baru pagi tadi dia santap. “Kuharap mimpi ini segera berakhir.”

Pagi berikutnya merupakan pagi yang sangat berbeda bagi semuanya. Murrad, Elysia, Anna, Felicia dan ketiga gadis kecil duduk menyantap sarapan mereka. Suasananya hening, tidak ada yang mau mencoba bicara lebih dulu. Mungkin jika Maria tidak bicara duluan, suasananya akan tetap seperti itu.

“Di mana kak Orion?” tanya Maria.

“Orion pulang duluan,” jawab Elysia. “Sue sedang sakit.”

Amelia yang paling sedih dan kecewa mendengar itu, tapi bukan dikarenakan mendengar jika Sue sakit. “Padahal kak Orion sudah janji akan bermain dengan kami setelah kembali.”

“Bermainlah seperti biasanya saat Orion tidak bersama kalian,” ucap Murrad.

Ketiga gadis kecil menjadi sedih. Anna merasa bersalah, dia berpikir jika ketiga gadis itu sangat berharap bisa bermain dengan kakak kesayangan mereka. Amelia kemudian memegang lengan baju sang putri. Anna berpikir jika Amelia akan marah sebab karena dialah mereka tidak bisa bermain dengan Orion.

“Ayo kita bermain,” ucap Amelia.

“Denganku?” Anna menunjuk dirinya, heran. Itu bukanlah kata yang menunjukkan kemarahan, itu sebuah permintaan. “Kenapa?

Amelia mengangguk. “Soalnya kak Orion tidak pernah lama bersama orang lain, tapi kemaren kak Orion bersama dengan kakak seharian, jadi kakak pasti orang yang menyenangkan. Dan kakak harus menggantikan kak Orion bermain dengan kami.” Maria dan Camelia ikut melihat Anna, ucapan Amelia mewakili mereka juga.

Orion - The Kingdom Of Knights (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang