Orion - The Kingdom Of Knights (END)

12. Astolat

Sebagai satu-satunya kota yang dibangun khusus untuk para Magician (sebutan untuk penduduk Magi) yang ingin tinggal di Altria, Kota Astolat menjadi symbol ikatan antara Altria dan Magi. Menurut Long, Astolat adalah kota paling damai di Altria, tapi orang-orang bersenjata yang berkumpul di depan Astolat saat Orion dan kawanannya hampir tiba di kota itu bukanlah sebuah kedamaian.

“Para Ksatria Camelot,” ucap Tristan. “Apa yang sedang mereka lakukan?”

“Aku melihat seorang pria gemuk berdiri di hadapan mereka,” jelas Atalanta. “Kurasa para ksatria itu ingin menyerang pria itu.”

“Itu paman Gaius!” teriak Long.

“Kita harus menyelamatkannya,” ucap Orion.

“Tunggu,” sanggah Eidia. “Aku rasa aku mengenal pemimpin para ksatria itu. Dia adalah seorang Lord Knight dari ksatria pemanah, Lady Brany.”

“Lord Knight bersenjatakan panah, ya,” ucap Tristan. “Dia adalah lawan terburuk bagi Ksatria Terbang.”

“Biar aku yang melawannya,” Elysia mengajukan diri. “Walaupun dia pemanah terbaik di Camelot, dia tidak akan bisa menembak jatuh aku dan Falco.”

“Kau terlalu percaya diri,” ucap Atalanta. “Kebanyakan mereka yang lebih dulu kalah adalah mereka yang menganggap enteng musuhnya.”

“Jadi maksudmu aku hanya diam saja melihat pria gendut itu akan dihajar para ksatria itu?” tanya Elysia kesal.

“Tenang saja,” ucap Long yang membuat heran Elysia karena terlihat tidak terlalu khawatir akan keselamatan salah seorang keluarganya. “Pamanku tidaklah selemah yang kau pikirkan. Bahkan dia adalah salah satu penyihir terkuat yang pernah kukenal.”

Seorang penyihir tua melawan puluhan ksatria yang dipimpin oleh seorang pemanah terbaik kerajaan Camelot bukanlah hal yang bagus. Tapi keponakan penyihir tua itu, Long, tidak sedikitpun khawatir, dia percaya dengan kemampuan pamannya. Dan karena itu, Orion dan yang lainnya memutuskan mempercayai Long dan memperhatikan penyihir tua dan para ksatria itu dari jarak yang aman.

“Apa yang ingin kalian lakukan di kotaku?” tanya Gaius.

“Kami tidak berniat melakukan apa-apa,” jawab Brany. “Tidak jika anda bersedia ikut kami ke Camelot sekarang juga.”

“Bolehkah aku tahu apa yang ingin kalian lakukan kepada orang tua ini di sana?”

“Tuan Paladin ingin anda tinggal sementara waktu di kastil. Mungkin anda belum tahu jika kaum Saxon berniat melakukan kerusakan di Altria. Mereka telah membunuh beberapa ksatria kami di dekat hutan kematian. Dan anda mungkin adalah salah satu incaran mereka, Tuan Paladin tidak ingin orang penting seperti anda terluka, jadi dia berniat memberi anda perlindungan di Camelot sampai kami berhasil membasmi Saxon.”

“Betapa baiknya kalian,” ucap Gaius mencoba memuji. “Tapi aku tidak bisa meninggalkan kota ini begitu saja, mereka mempercayaiku untuk melindunginya.”

“Percayakan kota ini pada kami. Kami para ksatria Camelot akan melindungi kota ini dari Saxon.”

“Kalau begitu aku mungkin akan ikut kalian. Oh ya, apa kau tahu di mana keponakan kesayanganku, Xiao Long berada? Sudah seminggu lebih dia tidak kembali sejak dia dipanggil ke Camelot. Dia adalah anak yang baik, dan juga masih polos. Dia hampir tidak bisa melakukan apa-apa tanpa diriku, dan itu membuatku khawatir karena dia belum kembali dari sana.”

“Keponakan anda sudah berada di Camelot menunggu anda,” jawab Brany dengan nada meyakinkan.

“Benarkah? Surat terakhir darinya yang kudapat sehari yang lalu mengatakan jika dia sedang berada di Kerajaan Langit Lyonesse.”