15. Dibalik Zirah Hitam

18 16 2
                                    

Bawa pedang itu dan tunjukkan kepada Merlin. Dia akan menjawab semuanya.

…Maafkan semua perbuatan kami…

Jadilah Pahlawan… Dan selamatkan Negri ini…

Kau… Selalu menjadi Serigala Kecil… Kebanggaan kami..

Setelah pertarungan Orion dan Jendral Hitam, semuanya kembali ke Astolat dan menetap di vila milik Gaius selama tiga hari. Ksatria Terbang selain Fiora dan Tristan telah kembali ke Lyonesse. Ketika berkumpul di ruang tengah, tidak ada satupun yang ingin bicara. Mereka hanya duduk dan diam, sampai akhirnya Long yang pertama bicara.

“Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” tanya Long. Tapi tidak ada jawaban. “Apa tidak apa kita hanya diam saja?” ucapnya lanjut. “Jendral Hitam telah dikalahkan. Gawain pasti tidak akan diam saja. Mungkin sebaiknya kita mulai merencanakan suatu penyerangan.”

Elysia menghela nafas dan terlihat jengkel. “Kau benar-benar tidak bisa memahami perasaan kami saat ini ya, khususnya pada Eidia.”

Long berhenti bicara setelah melihat Eidia yang hanya diam. Semuanya tahu apa yang terus dipikirkan Eidia selama tiga hari ini—Orion dan Jendral Hitam.

“Jadi Jendral Hitam itu..” Fiora mencoba bicara. “Sebenarnya adalah Lancelot, bukan Shin seperti yang diperkirakan Orion. Apa kalian sudah mengetahuinya?” Fiora menoleh kepada satu persatu yang ada di sana, dan semuanya menggelengkan kepala tidak tahu.

“Zirah hitamnya memang sedikit berbeda,” ucap Atalanta. “Tapi pedang hitam itu memang milik Shin. Aku sudah melihatnya beberapa kali.”

“Jika dia memang Pangeran Lancelot, kenapa dia menggunakan zirah dan pedang milik Shin? Selain itu, bukankah Pangeran Lancelot sudah lama meninggal—Ah!” Fiora tidak sadar jika dia mengatakan itu di depan Eidia. “Maafkan aku tuan putri.”

“Tidak apa,” akhirnya Eidia bicara. Dia juga tidak tahu, tapi dia tidak bisa terus diam. Teman-temannya berharap Eidia bisa menjelaskan semuanya perihal laki-laki yang mirip dengan Lancelot di balik zirah Jendral Hitam, mengingat Lancelot adalah kakak angkatnya. “Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kak Lancelot memang telah dikabarkan tewas terbunuh dalam perang. Dan beberapa prajurit menyaksikannya sendiri. Jika Kakak memang selamat dalam perang itu, seharusnya dia mengabari ayah dan aku. Dan aku juga tidak mengerti kenapa dia bisa menjadi Jendral Hitam.”

“Shin.. Lancelot.. Ahhh ini benar-benar membingungkan.” Long memegang kepalanya dengan kedua tangan.

“Jika kita ingin mengerti semuanya, kita harus menemui Merlin.” Sebuah pintu terbuka dan semuanya menoleh ke arah suara yang sudah mereka tunggu-tunggu dari balik pintu itu.

“Orion! Apa lukamu sudah baikan?” tanya Elysia dengan nada khawatir, setelah menunggu Orion yang terbaring lemas tidak sadarkan diri, dengan luka yang sangat dalam.

Orion memegang tempat lukanya. “Ini masih terasa tidak enak, tapi lukanya sudah tertutup. Aku baik-baik saja, serius. Ini semua berkat bantuan kalian.” Orion menoleh kepada Eidia, “Ini juga berkat Eidia yang terus merawatku selama aku tidak sadar, terimakasih,” ucapnya senyum.

Eidia menundukkan kepala karena malu. Lalu dia mengangguk kecil dan tidak mengatakan apa-apa.

“Siapa itu Merlin?” tanya Long.

“Seorang penyihir yang tinggal di dalam sebuah gua. Dia adalah orang yang telah merawat dan membesarkan Atalanta hingga sekarang. Dan dia tahu banyak tentang kaumku, suku Serigala Putih.”

“Kau tidak perlu memberitahu itu,” gumam Atalanta.

“Dan kenapa kita harus menemuinya?”

“Ketika panah-panah surga Dewi Artemis menghujani kami, orang itu—Ksatria Hitam mendorongku ke belakang dengan kuat. Dia kemudian melemparkan pedang hitamnya dan berkata jika aku ingin mengerti semuanya, aku harus menunjukkan pedang itu kepada Merlin.”

“Apa kau yakin itu bukan jebakan?” tanya Tristan.

“Jebakan atau bukan, aku tetap ingin menemui Merlin. Kalian boleh tetap di sini, kemungkinan ini juga adalah jebakan yang sudah disiapkan untukku. Tapi—“

“Aku mengerti.” Atalanta berdiri. “Kau tidak akan bisa menemuinya tanpa aku. Nenek tua itu memang tidak suka dikunjungi orang luar, tapi karena kau telah menunjukkan Panah Permohonan. Aku akan mengantarmu.”

“Terima kasih, Atalanta.” Orion tersenyum kecil. “Waktu itu aku hanya bertaruh. Aku juga tidak yakin bisa melakukannya. Dan walaupun aku bisa, itu karena pil yang—“

“Aku juga akan menguasainya,” potong Atalanta dengan nada serius, dan Orion diam.

“Kami juga akan ikut,” ucap Elysia. “Kalian juga pasti memerlukan Ksatria Terbang untuk mengantar kalian ke sana bukan?”

“Ya, terima kasih Elysia.”

“Kalau begitu kapan kita berangkat?”

“Sekarang,” ucap Orion yakin. “Gara-gara aku kita menghabiskan waktu tiga hari tanpa melakukan apa-apa. Dan seperti yang dikatakan Long, Gawain juga pasti telah merencanakan sesuatu setelah tangan kanannya, sang Jendral Hitam dikalahkan. Kita harus bergerak cepat.”

“Baiklah, kita berangkat sekarang!” Elysia mengangkat tangannya ke langit dengan semangat. “Kami akan menunggumu di luar.” Elysia bergegas pergi ke luar, diikuti oleh Tristan dengan santai.

Fiora menoleh kepada Eidia. “Apa putri juga mau ikut? Anda boleh ikut saya kalau mau.” Eidia berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan mengatakan iya.

“Maaf Orion,” ucap Long. “Kali ini aku tidak akan ikut. Selain karena Kendaraan Terbangnya yang kurang, kurasa masalah kali ini juga tidak ada hubungannya denganku yang merupakan orang luar. Tapi aku akan menunggumu, jika kau butuh bantuan, kau bisa langsung menghubungi kami.”

“Ya, kami akan segera menghubungimu setelah semua ini selesai.” Orion dan Long bersalaman, dan kelompok Orion berangkat ke tempat Merlin, dipimpin oleh Elysia dan Atalanta sebagai penunjuk arah.

Orion - The Kingdom Of Knights (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang