05. Hutan Kematian

33 30 3
                                    

Bartre dikurung di dalam sel kayu di desa Palm. Mereka tidak mengirim Bartre ke kota karena takut kemungkinan para ksatria yang akan menyerang desa lagi. Orion dan Anna kembali ke tempat Murrad. Ketika melihat mereka, anak-anak langsung berlari ke arah Orion, bahagia sekaligus takut, tapi Orion bisa menenangkan mereka.

“Apa anda tidak apa-apa tuan putri? Apa para ksatria itu melukaimu?” tanya Felisia yang terlihat sangat khawatir, dia telah mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa yang dipinjam dari suster.

“Tidak apa-apa Felisia, aku tidak terluka.”

Elysia datang, dia terlihat sangat kacau dan juga kelelahan, bagaimana tidak, dia telah melawan puluhan ksatria. Tapi kali ini Elysia tidak mengatakan sesuatu yang berlebihan seperti yang biasa ia lakukan, kelelahan membuatnya tidak ingin banyak bicara.

“Bagaimana?” Orion menanyakan informasi apa yang Elysia dapat dari Bartre.

“Dia bilang Ksatria Berat itu datang ke tempat mereka setelah kita mengalahkan Kavaleri aneh di Nashville. Ksatria itu meminta mereka mencari tuan putri dengan imbalan emas. Mereka juga dijadikan ksatria jika mau melakukan itu.”

“Menjadikan para Bandit Ksatria? Apa yang orang itu pikirkan?”

Orion melihat Anna menundukkan kepala, merasa bersalah atas semua yang telah terjadi. “Kita tidak perlu membahasnya lagi, yang penting kita sudah aman. Ayo istirahat, semuanya juga pasti merasa kelelahan.”

“Kau benar,” ucap Elysia. “Kalau begitu aku akan pergi mandi di dekat sungai.”

Anna menoleh ke arah Orion, kita masih belum aman, ucapnya dalam hati, tidak selama dia masih berada di desa Palm. Tapi dia tahu jika Orion mencoba membantunya. “Terima kasih.”

Malam terasa lebih cepat datang daripada biasanya, semua orang, kecuali Anna telah terlelap. Rasa bersalahnya pada kejadian di siang hari membuatnya sama sekali tidak mengantuk. Di sampingnya terbaring Felisia. Perban yang membalut bahunya terlihat di balik pakaian putihnya. Anna ingat ketika Marcus memperkenalkannya dengan Felisia. Dengan sifatnya yang dari dulu diajarkan agar selalu rendah diri, sang putri cepat berteman dengan pelayan baru yang seumurannya itu. Bermain, jalan-jalan di taman atau di kota, hingga tidur bersama adalah hal biasa yang sering mereka lakukan dari dulu. Bagi Anna, Felisia adalah seorang sahabat, pelayan, dan penjaga yang paling dia percaya. Tapi sahabat itu juga yang telah hampir terbunuh dua kali demi menyelamatkannya, dan itu bukanlah terakhir kalinya dia akan berada dalam keadaan berbahaya. Selama Felisia terus bersama Anna, dia akan terus berada dalam bahaya.  “Bagaimana kau bisa tidur setenang ini ketika kau selalu berada dalam bahaya jika terus bersamaku?” gumam Anna. “Aku tidak ingin kehilangan siapapun, terutama dirimu, Felisia.”

Suara pintu terbuka terdengar, Anna bangun dan melihat seseorang menutup pintu depan rumah dari luar. Anna keluar dan melihat Orion sedang berjalan.

“Kau ingin pergi ke mana?” tanya Anna.

“Aku ingin cari angin malam di bukit, kau mau ikut?”

“Iya.” Anna pikir itu adalah kesempatan yang bagus agar dia bisa bicara berduaan dengan Orion.

Mereka berdua berjalan berdampingan melewati jalanan desa yang sudah tidak terlihat lagi para penduduknya. “Sangat tenang,” ucap Anna.

“Semuanya mungkin sudah tidur. Tidak banyak aktifitas yang bisa dilakukan di malam hari, jadi mereka lebih memilih berdiam di dalam rumahnya masing-masing. Bagaimana dengan kehidupan malam di kota?”

“Aktifitas orang-orang di kota juga sebenarnya tidaklah banyak, tapi ketika malam mereka lebih suka berkumpul di suatu tempat daripada di rumah mereka sendiri. Aku memang tidak pernah pergi ke tempat berkumpulnya itu, tapi aku lebih suka di sini, terasa lebih menenangkan.”

Orion - The Kingdom Of Knights (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang