Serigala Putih, sebuah suku yang tinggal di padang rumput. Mereka semua memiliki kemiripan yang sama, rambut putih, kulit pucat dan mata bewarna merah. Tidak ada yang tahu asal usul mereka, bahkan ada yang menyebut mereka sebagai Hantu Putih yang mendiami padang rumput, tapi satu hal yang pasti, mereka adalah pengguna pedang yang hebat.
Di dalam hutan, Orion kecil dan Atalanta sedang berlatih memanah seperti yang mereka lakukan seperti biasanya. Tidak ada Serigala Putih yang bisa memanah karena ungkapan Pedang adalah Taring Serigala. Itu membuat suku yang tinggal di padang rumput itu hanya bertarung dengan menggunakan pedang. Tapi ungkapan Serigala Jantan tidak boleh lebih lemah dari Betina, membuat Orion belajar memanah dan bersaing dengan Atalanta.
“Ayo kita berdoa,” ucap Atalana.
Orion dan Atalanta berdoa di depan sebuah pohon Cypress. Mereka sudah sering melakukannya. Orion selalu berdoa agar menjadi seorang Pahlawan hebat dan bisa melampaui Atalanta dalam hal memanah.
“Apa yang selalu kau doakan?” tanya Orion kepada Atalanta.
“Kau tidak boleh memberitahukan doamu jika kau ingin doamu itu terkabul.”
Suara sorak-sorak orang terdengar dari luar hutan, “Suara apa itu?” tanya Atalanta.
“Duel Taring dimulai, kau mau lihat?”
“Hm.. aku belum pernah melihatnya, mungkin aku mau lihat.”
Orion dan Atalanta yang memakai tudung putih yang menutupi kepalanya berjalan melewati kerumunan orang berambut putih yang membentuk sebuah lingkaran besar. Karena tubuh mereka yang masih kecil, mereka dengan mudah sampai ke bagian yang paling depan.
Atalanta menunjuk seorang laki-laki berbadan besar yang ada di seberang mereka dengan seorang wanita berambut biru muda cantik di sampingnya. Hanya mereka berdua yang duduk di kursi dengan bulu putih, bukti dari pemimpin para Serigala Putih. “Kita tidak ke tempat ayah dan ibumu?” tanya Atalanta.
“Tidak, di sini lebih baik.”
“Jadi, siapa yang akan bertarung?”
“Kakakku, Shin akan bertarung dengan Lancelot.”
“Lancelot itu adalah pria yang kalian temukan di dekat danau, bukan?”
“Iya, dia sama kuatnya dengan Shin dan mereka menjadi teman akrab. Lancelot diangkat anak oleh kaum bangsawan, tapi dia selalu ke sini ketika ada waktu.”
Dua pemuda berjalan memasuki arena. Shin, memakai zirah dan pedang hitam sedangkan Lancelot yang berambut hitam memakai zirah dan pedang putih. Teriakan Khan merupakan tanda pertandingan dimulai, Shin dan Lancelot bertarung, menunjukkan seluruh kemampuan yang mereka punya.
“Kenapa Shin memakai perlengkapan bewarna hitam? Bukankah kalian selalu menggunakan yang warna putih?” tanya Atalanta.
“Zirah dan pedang hitam itu tanda jika dia adalah penerus pemimpin kami nanti setelah ayahku,” jawab Orion bangga.
Pertarungan berlangsung sengit dengan sorakan mirip auman serigala dari para Serigala Putih menambah riuh tempat itu. Hanya Atalanta yang tidak bersorak. Dia tidak tahu kenapa orang-orang dewasa, muda, bahkan yang masih kecil kelihatan sangat senang melihat pertarungan dua orang laki-laki dengan pedang sungguhan. Tapi Atalanta bisa tahu jika kedua orang yang sedang bertarung itu adalah petarung pedang yang hebat.
Khan mengangkat sebelah tangannya, menandakan jika pertandingan telah selesai saat Lancelot tersungkur ke tanah. Shin berhasil memenangkan Duel Taring.
“Apa maksud dari pertarungan ini?” tanya Atalanta.
“Tidak ada, kami hanya suka melihat dua orang kuat bertarung.”
Orion berlari ke arah Lancelot, “Kau kalah, mungkin aku juga akan melampauimu suatu saat nanti.”
Lancelot tertawa dan mengusap kepala Orion, “Kau harus berlatih sangat keras jika kau ingin melampauiku.”
Orion mengangguk kemudian pandangannya teralihkan kepada pedang putih yang Lancelot gunakan, “Kenapa kau masih menggunakan pedang itu? Harusnya kau bisa mendapat pedang yang lebih baik bukan? Bahkan Shin dan ayah juga telah mengganti pedangnya.”
“Ini pedang yang sangat istimewa untukku, tapi kau benar, aku tidak bisa terus menggunakan pedang ini. Jadi bagaimana jika kau menggunakan pedang ini ketika aku sudah tidak menggunakannya lagi?”
Orion mengangguk gembira.
“Baiklah, jika suatu saat nanti kau akan menggunakannya, ingatlah dari mana kau berasal, ingatlah darahmu, dan ingatlah namanya, pedang yang haus akan darah, Taring Putih.”
Beberapa waktu setelah itu, kaum Serigala Putih mendengar kabar jika Khan dan Lancelot dibunuh, dan kabar yang lebih mengejutkan mengatakan jika pelakunya adalah Shin, yang kemudian dieksekusi atas tuduhan pembunuhan itu. Walaupun ibu dari Orion, istri dari pemimpin para Serigala Putih, sudah berusaha keras untuk menenangkan para Serigala Putih yang ingin membalas dendam terhadap Camelot, dia tetap tidak bisa meredakan amarah kaumnya yang sangat menginginkan darah para ksatria kerajaan. Ksatria Putih merencanakan penyerangan tetapi Camelot telah lebih dulu mengirimkan pasukan untuk menyerang kaum Serigala Putih dan Tragedi Putih dimulai.
Orion berada di tenda utama bersama ibunya, dikelilingi oleh para Ksatria Putih hebat dengan kemampuan setara Lord Knight yang akan melindungi mereka dengan nyawanya. Tapi para Ksatria Putih terbaik itu pun tidak bisa berkutik ketika melawan seorang ksatria yang menyerang mereka, Ksatria Hitam.
“Shin, kau kah itu?” ucap Ibu Orion kepada Ksatria Hitam yang menggunakan helm sehingga wajahnya tidak nampak.
“Kenapa kakak membunuh ayah dan Lancelot?”
“Mereka adalah sampah yang harus dilenyapkan dari negri ini, begitupun dengan kalian.”
“Apa kau juga akan membunuh ibu?”
“Ya.” Ksatria Hitam mengangkat pedangnya bersiap menghabisi keluarga yang pernah dikenalnya.
“Kalian akan hancur,” gumam Orion. Mata merahnya yang telah mengalirkan air mata menatap tajam ke arah Ksatria Hitam. “Setiap tubuh Serigala Putih yang kalian bunuh, akan dibalas dengan seratus nyawa kalian.”
Ksatria Hitam terdiam sejenak, “Semua Serigala Putih telah tewas, dan hanya tinggal kalian berdua, apa yang bisa anak kecil sepertimu lakukan?”
“Bukan olehku,” Orion bergetar, memaksa dirinya berdiri. “Aku akan melindungi Ibu.”
Ketika Ksatria Hitam mulai mengayunkan pedangnya, Orion berteriak, “Berikan Malapetaka kepada mereka, DEWI ARTEMIS!”
Cahaya terang muncul, menyilaukan seluruh mata para ksatria sampai tiba-tiba ribuan panah bewarna putih turun dari langit. Sebagian Ksatria yang cukup jauh dari desa selamat. Para ksatria yang selamat lari dari tempat itu, mereka pikir mereka telah menang, tapi cahaya putih yang muncul hanya dalam beberapa detik telah membunuh semua ksatria yang berada di dalam desa, menyisakan Orion yang tertidur di dalam pelukan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orion - The Kingdom Of Knights (END)
FantasyKerajaan yang terkenal dengan para ksatria-nya dan menjadi simbol keadilan, perlahan berubah semenjak perang usai dan merubah ksatria yang dulunya terhormat menjadi sang pembalas dendam. Kini harapan satu-satunya yang bisa mengembalikan keadaan adal...