Setelah kembali dari menemui Merlin. Kelompok Orion kembali ke Astolat, ke vila tempat tinggal Gaius. Mereka memutuskan untuk menjadikan vila itu sebagai markas sementara mereka. Di dalam vila, Orion mulai membahas tentang semua yang telah mereka ketahui dari pembicaraan mereka dengan Merlin, tentang masa lalu Gawain, pertemuan Ksatria Perak dengan Morgan, Carwennan, dan juga tentang Bulan Super.
“Morgan..” Long mencoba mengingat seseorang dengan nama itu. “Aku memang pernah mendengar tentang seorang penyihir jahat yang dikurung dalam Menara Duri. Tapi aku pikir itu hanya mitos yang dibuat orang dewasa untuk menakuti anak-anak.”
“Ketika aku kecil,” ucap Gaius. “Aku pernah mendengar tentang seorang penyihir yang menggunakan sihir tipuan, lalu membunuh seorang penyihir elit. Penyihir itu kemudian dikurung di dalam Menara Duri. Menara Duri sendiri adalah penjara bagi penyihir yang telah melakukan tindakan sangat jahat. Aku tidak pernah bertemu dengan penyihir itu, tapi dari cerita yang diberitahu Merlin kepada kalian, maka penyihir itu kemungkinan besar adalah Morgan.”
“Morgan..” ulang Long. “Jadi semua kekacauan ini memang disebabkan oleh kami Magician.”
“Ini semua bukan salah kalian,” ucap Eidia. “Gawain yang memulai semuanya. Rasa irinya terhadap kak Lancelot, dan pertemuannya dengan Morgan lah yang memicu dia melakukan semua ini.”
“Tapi jika kami, para penyihir bisa menjaga ketat Morgan supaya tidak melarikan diri dari Menara Duri, Morgan tidak akan bertemu dengan Gawain. Dan jika mereka tidak bertemu, maka Gawain tidak akan pernah mengetahui tentang pisau Carwennan itu.”
Semuanya diam. Tidak ada yang menyangkal jika semua yang telah dilakukan Gawain, dikarenakan karena dia mendapatkan Carwennan. Dan Gawain tidak akan mendapatkan pisau terkutuk itu jika dia tidak bertemu dengan Morgan.
“Apa kita perlu membahas hal itu sekarang?” Nada suara Atalanta sedikit kasar, walaupun dia terlihat tenang ketika mengucapkannya. “Kita tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi, ataupun menyelesaikannya dengan membahasnya begini. Kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan, dan kupikir itu yang lebih perlu kita bahas saat ini.”
“Menurut Merlin,” ucap Orion mengalihkan heningnya suasana yang tercipta karena Atalanta. “Kesempatan kita menang hanyalah jika kita menggabungkan seluruh ksatria dari kerajaan-kerajaan yang terbesar di negri ini, untuk bersatu melawan Camelot.”
“Kerajaan terbesar..,” ulang Eidia. “Itu berarti Lyonesse dan Caerleon.”
“Aku akan bicara kepada laki-laki egois itu,” ucap Elysia sontak mengetahui jika kerajaannya memiliki peranan yang sangat penting.
“Tidak,” sanggah Tristan. “Apa kau lupa apa dengan apa yang terkahir kali terjadi antara kau dan raja? Kau lari, ingat. Kau bukanlah tipe orang yang akan tetap tenang ketika keinginanmu tidak dikabulkan. Jika kau bicara dengan ayahmu, bukan bantuan yang akan kita dapatkan dari Kerajaan Langit, melainkan sebuah pertengkaran antara dua orang yang sama egoisnya, yang hanya akan menghabiskan banyak waktu kita menunggu mereka akur kembali.”
“T,Tristan, kau tidak seharusnya menyebut raja begitu,” ucap Fiora.
Elysia terlihat kesal mendengar ucapan dari Tristan. “Lalu apa yang akan kita lakukan dengan ayah bodohku itu?”
“Aku dan Fiora yang akan bicara dengan raja. Walaupun kau anaknya, aku yakin Raja Meliodas akan lebih mempercayai ucapan kami. Selain itu, aku yakin jika keberadaanmu di sini lebih membantu dibandingkan di sana.”
“Baiklah, aku serahkan urusan di Lyonesse kepada kau dan Fiora,” ucap Elysia dengan muka masamnya. “Kalau begitu, aku, Orion, dan yang lainnya akan pergi ke Caerleon.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Orion - The Kingdom Of Knights (END)
FantasyKerajaan yang terkenal dengan para ksatria-nya dan menjadi simbol keadilan, perlahan berubah semenjak perang usai dan merubah ksatria yang dulunya terhormat menjadi sang pembalas dendam. Kini harapan satu-satunya yang bisa mengembalikan keadaan adal...