22. Malam Sebelum Perang

22 18 0
                                    

Orion dan kawanannya, juga dibantu oleh pasukan kavaleri yang dipimpin oleh ksatria muda Dinadan, dan kelompok pemburu kematian Saxon yang dipimpin oleh Sokka, berhasil menyelamatkan Raja Claudas dan mengalahkan pasukan kematian Euryale yang menyerang Caerleon. Mengalami sendiri bagaimana berbahayanya pasukan mayat hidup yang dibuat dengan bantuan kekuatan kutukan Morgan itu, Claudas yang telah diyakinkan Eidia untuk yang kedua kalinya, memutuskan untuk percaya dan siap membantu melawan Camelot, kerajaan ksatria dimana Gawain dan Morgan berada. Bergabung dengan mereka, Saxon dan pasukan kavaleri yang dibawa oleh Dinadan. Mereka memilih Caerleon yang menjadi markas utama hingga pertempuran dengan Camelot berakhir. Pasukan gabungan itu kemudian diberi nama Altria Bersatu.

Beberapa hari setelah itu, Tristan dan Fiora kembali dari Lyonesse dengan membawa pasukan Ksatria Langit yang dikomandani oleh Martha. Felisia dan kelompok pemburu dan para pemberani dari desa Palm, dan kelompok-kelompok lain dari penjuru Altria yang juga menentang Gawain, ikut bergabung dengan Altria Bersatu.

Orion dan kawanannya, Martha, Bors, Dinadan, Sokka, dan wakil-wakil kelompok lainnya mengadakan pertemuan membahas rencana penyerangan. Diputuskan jika penyerangan akan dilakukan beberapa hari sebelum Bulan Super terjadi, dan semuanya sepakat jika Orion dan Eidia yang akan menjadi pemimpin perang. Lalu sampai hari penyerangan tiba, pasukan Altria Bersatu akan tinggal di Caerleon dan sekitarannya.

Satu malam sebelum hari penyerangan.

Dinadan berkuda keluar gerbang kota dan pergi menuju hutan di mana sebelumnya kelompok Saxon, muncul dan menggagalkan para Euryale yang ingin melarikan diri. Setelah Altria Bersatu dibentuk, Saxon yang bukan tergolong ksatria dan dikenal luas sebagai kelompok liar yang suka mencari masalah dengan ksatria, memilih tinggal di sekitaran hutan itu agar tidak berdekatan dengan para ksatria. Dinadan mendekati sang pemimpin yang sedang mengasah parangnya. Kedatangan sang ksatria muda tentu saja membuat seluruh perhatian Saxon teralih kepadanya.

“Ada perlu apa seorang ksatria kemari? Apa ada yang orang kastil ingin sampaikan kepada kami?” tanya Sokka tanpa menatap Dinadan.

“Tidak ada. Aku datang kemari atas kemauanku sendiri.”

“Jadi apa maumu dengan kami?”

“Pertama, aku ingin mengatakan bahwa walaupun kau telah bergabung dengan kami, aku masih belum mempercayaimu. Aku tidak tahu apa rencana kalian sehingga mau membantu kami.”

“Kukira ada hal penting apa yang ingin kau sampaikan. Kuberitahu kau satu hal, kami tidak melakukan ini demi kalian para ksatria. Sejujurnya kami tidak peduli dengan Altria Bersatu ini. Setelah kami membunuh Paladin, maka hubungan kami dengan kalian juga akan berakhir. Selain itu..” Sokka memalingkan mukanya dan berkata dengan lebih pelan. “Jika bukan karena wanita itu..”

“Jadi kau juga melakukan ini karena seorang wanita? Hm, akan kuakui, aku juga tidak mau bekerja sama dengan kalian jika bukan karena Putri Anastasia. Tapi aku lega mengetahui jika kalian memang berniat membantu kami.” Dinadan mengulurkan tangannya, mengajak bersalaman. “Mohon bantuannya, orang liar.”

“Ha, putri ya.. sepertinya kita memiliki saingan yang sama. Mungkin setelah Paladin mati, aku akan meminta bantuanmu untuk membunuh bocah padang rumput itu.” Sokka menyambut salaman Dinadan. “Baiklah, hanya sampai Paladin itu mati.”

Di atas balkon kastil Caerleon, dua jendral dari dua kerajaan besar di Altria, Martha dari Lyonesse dan Bors dari Caerleon berbincang.

“Jadi Raja Claudas tidak akan ikut ke medan pertempuran, jika bukan dia yang memimpin seluruh pasukan?”

“Ya. Sungguh sifat egois yang tidak baik untuk diperlihatkan seorang raja ksatria di depan para ksatrianya. Dan apa Raja Meliodas juga tidak ikut karena alasan yang sama?”

Orion - The Kingdom Of Knights (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang