12

2.6K 242 60
                                    


Jangan cari cerita fluffy nan indah dan gahar di sini ya, gua gak bisa nulis kaya gitu wkwkwkwk

Anyways, selamat membaca!

.

.

.

"jalang"

Jake yang masih berbaring di sofa dengan cairan sperma yang masih menempel di badannya itu hanya bisa menangis.

"jjahatt hiks"

"bersihin diri lo, sekalian tempat ini. Jijik gua liatnya"

Tangisan Jake makin kencang ketika Sunghoon mengeluarkan kata-kata itu. Mendengar pintu yang di banting membuat Jake mendudukkan dirinya secara perlahan dan melihat tubuhnya yang benar-benar lengket dipenuhi sperma.

"menjijikkan"

Dengan tertatih Jake menuju toilet dan mengguyur badannya dengan air dingin. Bahkan tangisannya sudah bercampur dengan air yang mengalir dari atas kepalanya itu. Selama ini Jake hanya dijadikan objek fantasi bejat oleh Sunghoon dan ketiga temannya itu. Terlebih setelah kejadian tadi membuat mental Jake benar-benar hancur.

Lelah menangis membuat Jake mengelap badannya dengan handuk dan memakai pakaiannya kembali. Menatap ke arah cermin yang ada di toilet untuk menatap pantulannya sendiri. Tertawa kecil yang mungkin jika di dengar oleh orang lain, orang itu akan sedih dan ketakutan.

"hancur jake, kamu hancur"

Kemudian Jake keluar dan langsung menatap sofa di mana keempat orang melakukan hal gila pada tubuhnya. Air matanya hendak keluar lagi, namun Jake menengadahkan kepalanya dan terus menggumamkan, 'jangan nangis lagi, aku capek'.

Tangannya dengan cepat membereskan kekacauan yang ada. Iya, Jake masih menuruti Sunghoon walau sudah dihancurkan sedemikian rupa. Teriak saja bodoh, tolol, kapan mau sadar Jake ini?

Setelah bersih dan membuang semuanya, tangan Jake mengambil botol obat dan langsung memelannya entah berapa keping. Jake tidak perduli lagi. Kemudian Jake beranjak untuk duduk sembari menyenderkan punggung dan kepalanya di daun pintu kamar Sunghoon.

"sunghoon, aku tahu kamu gak denger"

Jake menunduk dan menahan tangisannya lagi.

"kamu jahat sama aku"

"jahat banget sunghoon"

"aku salah apa sama kamu?"

Jake mengusap pipinya ketika merasakan ada air mata yang jatuh.

"bahkan kamu gak denger penjelasan aku hoon. Aku mau lihat pacar aku, iya pacar. Tapi, pacar aku cuma kamu sunghoon, gak ada yang lain"

"gak kaya kamu"

"kamu gak nganggep aku sebagai pacar lagi ya hoon? Kamu bahkan udah ada gebetan baru, cantik banget dia sunghoon, anak baik-baik juga. Jangan kamu hancurin dia kaya aku ya?"

Tangisan Jake makin pecah ketika mengucapkan itu. Dahulu hubungan mereka baik-baik saja, namun kenapa menjadi seperti ini?

Lama Jake terduduk di sana sembari terisak pelan, perlahan tangisannya berhenti dan kakinya memilih untuk beranjak dari rumah yang besar dan sepi itu.

.

.

.

Hampir menuju jam dua malam, dan Jake hanya berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya yang butuh waktu lima belas menit untuk sampai jika berkendaraan. Kakinya menendang kerikil kecil yang ada di jalanan sepi itu lalu netranya melihat jembatan yang ada di sana. Dengan cepat Jake melangkah ke atas jembatan itu dan berteriak sepuas hatinya hingga tenggorokannya sakit.

CYCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang