15

2.6K 225 12
                                    


Selamat membaca!

.

.

.

Hari-hari terasa sama bagi Jake, tidak ada yang berubah darinya. Heeseung pun tidak terlihat semenjak malam itu, entahlah Jake tidak peduli. Namun, dalam lubuk hatinya dia sedih Heeseung tidak menemuinya lagi. Karena sesungguhnya Jake butuh teman, dan dia tidak pandai membuat teman.

Saat ini Jake sedang berada di halaman depan rumahnya, berniat untuk memotong rumput yang tampaknya sudah memanjang itu. Dahulu Sunghoon pernah membantunya ketika mereka masih baik-baik saja. Otaknya dipaksa untuk berpikir, kenapa dia masih bertahan dengan Sunghoon?

Tersenyum tipis, cinta itu memang bodoh. Benar kata ibunya dahulu sewaktu dia masih kecil jangan cinta-cintaan dahulu, lihat dirinya sekarang. Sudah seperti lacur pribadi saja.

"jake"

"hahh?!"

Jake itu mudah terkejut, jadi jangan heran jika tiba-tiba ada suara yang memanggilnya membuatnya mundur hingga terjatuh.

"auu sakit"

Mengusap pinggangnya lalu netranya melihat Heeseung yang tertawa di hadapannya.

"loh, kak heeseung? ngapain di sini?"

Diam-diam Jake tersenyum ketika melihat hadirnya Heeseung yang ia anggap sebagai temannya itu.

"main aja, emangnya kenapa?"

"enggak, gak apa-apa"

Jake bingung, bukankah mereka sudah hampir satu bulan tidak bertemu? Kemudian laki-laki di hadapannya ini muncul begitu saja.

"eh eh gak usah kak"

Jake menolak ketika melihat Heeseung seperti berniat membantunya untuk memotong rumput di halaman rumahnya itu.

"gak apa-apa, kalau dikerjain berdua bakal lebih cepat kan?"

.

.

.

"di minum kak"

Saat ini Heeseung tengah berada di ruang makan rumah Jake. Matanya menatap isi rumah yang sederhana namun nyaman untuk ditinggali itu. Sembari meminum minuman yang dibuat oleh Jake barusan Heeseung mengeluarkan pertanyaan.

"orang tua kamu di mana jake?"

Jake hanya tersenyum kecil, "udah gaada sejak beberapa tahun yang lalu kak"

Heeseung sedikit mengangkat alisnya sedikit terkejut, "maaf jake, kakak gak bermaksud"

Tersenyum kecil lalu duduk di sebelah Heeseung, "santai aja kak, im fine. Eh, kakak mau makan gak?"

"delivery aja mau enggak? Kamu kan capek habis beres-beres"

.

.

.

"makasih kak!!"

Heeseung tersenyum ketika melihat Jake yang nampak bersemangat untuk menghabiskan makanan yang mereka pesan. Posisi mereka yang tengah duduk di ruang tengah dengan televisi yang menampilkan film, walaupun Heeseung tidak memperhatikan film itu.

"jake"

"iya?"

Dengan pipi yang menggembung Jake menoleh ke arah Heeseung yang langsung terdiam.

"enggak, gak jadi"

Jake merengut kesal namun tidak mengeluarkan protes apa-apa.

"makasih ya kak, waktu pesta malam itu aku mabuk banget ya kayanya?"

CYCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang