16

2.4K 210 41
                                    




TW! Suicidal thoughts, sedikit rated 18+

.

.

.

"nak.. kamu pernah aborsi?"

Jake melotot hingga menoleh ke arah dokter itu, dan Heeseung tidak kalah terkejutnya sampai-sampai dia melihat ke arah Jake.

"aapa?"

"ada bekasnya nak, kamu enggak pernah kontrol sesudah aborsi?"

Jake menundukkan kepalanya dan menggeleng.

"kalau boleh tahu, kapan kamu aborsi?'

Jake enggan menjawab itu, jadi dia hanya menggeleng sebagai jawaban.

"saya harus tahu nak, makin lama makin berbahaya untuk kesehatan kamu"

"hhampir, hampir satu tahun"

"dan kamu enggak pernah kontrol sama sekali?"

Menahan tangisnya lalu mengeluarkan suara pelan, "tidak tahu.. apa yang diketahui anak sekolahan waktu itu?"

Jake dapat merasakan bahwa dokter yang memeriksanya itu menghela nafas, sebelum pertanyaan dokter itu kembali menghantam kepala Jake.

"sesudah aborsi, kamu masih berani makan obat anti hamil?"

Jake langsung mendongak untuk melihat dokter itu yang sepertinya sudah tidak mengerti lagi dengan dirinya. Dari sudut matanya, Jake dapat melihat Heeseung yang terdiam menatap dirinya tidak percaya. Memilih untuk menundukkan kepalanya. Dirinya serasa pelaku kejahatan. Oh, bukankah dirinya memang jahat sudah menghilangkan nyawa di perutnya?

"saya tahu ini berat. Tapi, maaf, dengan riwayat kamu yang pernah aborsi, lalu meminum obat-obatan hampir tiap hari dan makan tidak teratur itu rahim dan ginjal kamu rusak"

.

.

.

"jake!! Jake!! Tunggu!!"

Jake berjalan dengan cepat untuk menghindari Heeseung yang mengejarnya itu. Setelah dokter tadi memberikannya wejangan dan beberapa obat untuk diminumnya, Jake langsung berlari yang tentu saja dikejar oleh Heeseung.

"jake!!"

"lepasin kak!!"

Jake memberontak ketika Heeseung berhasil menangkap tangannya dan membawa dirinya ke arah tangga darurat di sana.

"lepasin kak!!"

"jake!! Jake, tenang"

Heeseung memnadangi wajah cantik itu yang tengah menangis. Tangannya beralih untuk mengelus rambut itu dan membawa badan yang lebih kecil untuk berada di pelukannya. Dan Jake hanya mengeluarkan tangisannya hingga melepaskan pelukan mereka. Hendak berbalik untuk meninggalkan Heeseung sebelum suara Heeseung menghentikannya.

"park sunghoon kan?"

Jake membalikkan badannya kembali untuk menghadap ke arah Heeseung, memandangi kakak tingkatnya itu sedikit meminta penjelasan lebih lanjut.

"semua yang terjadi sama kamu, ada hubungannya dengan park sunghoon kan?"

.

.

.

Bajingan. Biadab. Brengsek.

Entah umpatan apa lagi yang Heeseung lantunkan di dalam hati tiap Jake mengeluarkan kata-katanya. Di tiap kata yang keluar dari Jake ada tangisan dan badan yang gemetar mengiringi, dan Heeseung hanya bisa mengelus kepala Jake.

CYCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang