19

2.3K 251 25
                                    


TW! Mention of abortion, sedikit rated 18+, suicidal thoughts.

Selamat membaca!

.

.

.

Jake melihat pantulannya di cermin. Menyingkap pakaian yang dipakainya dan melihat bekas jahitan melintang di sana-sini. Sudah lebih dari dua minggu sejak dia dioperasi, dan sudah sejak satu minggu dia pulang. Heeseung terkadang datang ke rumahnya membawa makanan dan mengajaknya mengobrol. Jake tahu, Heeseung sedang berusaha menghiburnya. Tapi, rasanya Jake sama sekali tidak dapat merasakan kebahagiaan lagi di hidupnya.

"jake!! Jakee?!"

Mendengar teriakan dengan suara yang familiar membuat Jake merapikan pakaiannya dan keluar dari toilet. Baru saja dia keluar, netranya melihat Sunghoon yang berdiri di hadapannaya.

"oh di toilet"

"sunghoon udah pulang?"

"ya udah, ini gak liat apa aku di sini"

Jake hanya tersenyum kecil lalu berlalu dari hadapan Sunghoon. Memilih untuk duduk di pinggiran tempat tidur yang diikuti oleh Sunghoon.\

"kapan pulangnya?"

"lima hari yang lalu"

Jake menganggukkan kepalanya, dia kira Sunghoon langsung ke sini ketika selesai berlibur ternyata dia salah. Ketika Sunghoon memeluknya membuat perasaan Jake entah kenapa buruk.

"sunghoon lepas dulu"

"loh kenapa?"

Menggelengkan kepalanya terlebih ketika tangan Sunghoon mulai memasuki pakaian yang dipakainya.

"hoon, jangan"

Jake panik ketika tangan Sunghoon mulai memegangi area depan tubuhnya. Dia tidak mau Sunghoon tahu bahwa dia dioperasi.

Terlambat. Sunghoon sudah menyingkap pakaiannya ketika merasa bahwa ada bagian yang tidak rata di sana.

"lo, lo hamil lagi?!"

Kepala Jake yang semula tertunduk menatap Sunghoon, oh Sunghoon mengira dirinya hamil hahaha.

"iya, maaf"

Dan bisa apa Jake selain berbohong?

Tawa Sunghoon menghiasi kamar itu membuat Jake bingung, kenapa Sunghoon tertawa.

"lo bahkan udah bisa aborsi sendiri tanpa gua suruh ya? Oh, waktu lo nelpon gua waktu itu mau ngabarin ini?"

Jake hanya menganggukkan kepalanya, lagipula sebentar lagi dia pasti mati. Jadi tidak perlu memikirkan semua hal yang akan terjadi pada dirinya ke depannya.

"good boy, tapi lo udah lama enggak minta obat lagi sama gua. Lo sengaja ya biar hamil?!"

"enggak, mana ada—"

Belum sempat Jake menyelesaikan kalimatnya, Sunghoon sudah mendorongnya hingga telentang dan menimpa badannya.

"gak apa-apa, gua bawa kok sekarang. Ga usah takut hamil lagi sayang, kalau hamil juga kan lo bisa aborsi"

Ketika Sunghoon makin gencar memainkan badannya, Jake hanya terlentang pasrah dengan bibir yang mengeluarkan desahan.

Tidak apa-apa, setidaknya dia punya alasan untuk meminum obat itu dengan dosis yang banyak.

.

.

.

Sunghoon terbangun dan merasakan bahwa tangan kanannya berat seperti ada yang menimpanya. Menunduk sedikit dan melihat Jake yang sudah terbangun sedang memeluk erat lengannya.

CYCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang