8

2.6K 232 49
                                    


TW! Mpreg, mention of abortion!

.

.

.

Di sinilah Jake sekarang. Di teras rumah yang besar dan sepi pada tengah malam yang dingin. Jake berusaha menempelkan kedua tangannya ke pipi agar sedikit kehangatan itu mampir ke dalam tubuhnya.

Sudah dua jam dia menunggu Sunghoon dan belum ada tanda-tanda kekasihnya itu akan pulang. Berusaha menghubungi Sunghoonpun sia-sia, handphone laki-laki itu mati, seakan tidak mau diganggu.

Sekelabat cahaya yang dipantulkan dari mobil membuat Jake mendongak. Akhirnya, Sunghoon pulang. Dari kedua matanya Jake dapat melihat Sunghoon turun dan menghampirinya.

"lo tuh, ngapain sih!?"

"sunghoon, aku mau bicara"

"udahlah nanti kan bisa, gua capek"

"sunghoon"

"pulang sana"

Jake menggelengkan kepalanya dan mengikuti Sunghoon yang membuka pintu rumahnya.

"fuck ngeselin banget, lo tuh pergi dari sini! Gua mau sendi—"

"aku hamil anak kamu sunghoon!!"

Sunghoon membalikkan badannya dan melihat Jake yang sudah menangis.

"aaku hamil, hamil hiks"

Mendengar itu Sunghoon menarik tangan Jake untuk masuk ke dalam rumahnya yang memang sepi dikarenakan maid akan datang untuk membersihkan rumahnya ketika pagi saja.

"coba ulang, apa kata lo?"

"aku hamil!!"

Jake melemparkan kelima testpack yang sudah dia coba ke arah Sunghoon dan Sunghoon berusaha menangkap benda tersebut meskipun ada beberapa yang jatuh.

Netra Sunghoon dapat melihat semua batang itu menampilkan dua garis.

"aaku kira, aku kira sakit biasa. Tapi kenapa aku gak sembuh-sembuh. Aku udah gak mau berpikiran bahwa aku hamil, tapi enggak bisa. Tiap aku muntah aku selalu berpikiran negatif, akhirnya tadi aku coba dan aku hamil sunghoon!! Aku harus gimana, kita harus gimana sunghoon?"

"gugurin"

Jake yang tengah menunduk itu langsung mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Sunghoon, "apa?"

"gugurin"

"kkamu, kamu mau bunuh anak kita sendiri?!"

Sunghoon mengusap wajahnya dan memegangi bahu Jake, "kita masih sekolah jake, bahkan ini adalah tahun terakhir kita sebelum kuliah. Lo mau gak kuliah? Lo mau masa depan kita gak ada sama sekali?"

Jake makin menangis ketika mendengar itu, "ttapi, tapi kita harus bertanggung jawab sunghoon, anak ini ada karena—"

"belum ada nyawanya jake!! Dia cuma gumpalan darah sekarang, belum terlambat buat gugurin dia!!"

"tega!! Kamu tega sunghoon!!"

"god sake shim jake!! Sadar! Kita masih sekolah, belum siap punya anak. Bodo amat, gua pusing. Gua bakal kirim alamat tempat aborsi ke lo, selanjutnya terserah lo mau gimana"

.

.

.

"lo putus sama sunghoon?"

Jake mendongak mendengar pertanyaan yang keluar dari teman sekelasnya itu. Mungkin beberapa waktu yang lalu meskipun mereka tidak sedekat biasanya, mereka masih pulang bersama-sama. Namun, setelah Jake mengatakan bahwa dia hamil Sunghoon langsung menjauhinya.

CYCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang