26

3.1K 269 32
                                    


.

.

.

Perlahan Jake membuka kedua matanya dan langsung dihadapkan dengan bau rumah sakit yang khas baginya. Memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit sakit dan mendengar suara.

"jake?! Kamu udah sadar??!"

Mendengar suara panik itu membuat Jake menolehkan kepalanya dan melihat Sunghoon yang dengan cepat menekan tombol untuk memanggil dokter. Deja vu, Jake benar-benar deja vu. Dia pernah di posisi ini dengan Heeseung.

Tidak lama kemudian, dokter masuk ke ruangannya dan matanya terbelalak melihat dokter itu.

"anak nakal emang cocok sama kamu, kamu harus dirawat intensif di sini, ginjal kamu benar-benar harus dijaga sekarang"

Jake hanya mengangguk patah-patah, sesekali memandang Sunghoon dari sudut matanya yang hanya memperhatikan ucapan dokter itu.

Setelah dokter yang memeriksanya keluar, hening menguasai ruangan itu. Jake kembali memandang ke luar jendela.

"jadi.. kamu udah tahu ya"

"jake—"

"iya. Kamu udah tahu"

Keduanya hanya diam bahkan Sunghoon tidak tau berucap apa, kata maafpun sepertinya tidak cukup untuk menghakimi perbuatannya.

"bukan salah kamu sunghoon, aku yang milih ini semua"

"kenapa kamu gak bilang jake?"

Jake tertawa mendengar pertanyaan Sunghoon dan memilih untuk memandang lelaki itu yang juga sedang menatapnya, "emangnya kamu pernah peduli? Tiap aku mau ngomong kamu pasti sibuk, atau kamu bilang nanti aja, atau kamu bilang gak penting udahlah"

Untuk kesekian kalinya Sunghoon merasa ditampar dengan kenyataan. Benar, kata maaf tidak berarti sama sekali saat ini.

"udah sunghoon, gak usah gitu amat. Lagipula aku bakal mati sebentar lagi"

Sunghoon terkesiap di tempatnya berdiri, tidak, dia tidak sanggup membayangkan hidupnya tanpa Jake.

"enggak. Enggak boleh, kamu harus bertahan, maaf maaf jake"

Akhirnya Sunghoon memberanikan diri untuk meringsek maju untuk memeluk Jake yang sedang bersender di kepala tempat tidur itu. Sedangkan Jake hanya terdiam memandangi selimut yang dipakainya.

"gak apa-apa sunghoon. Kamu udah punya segalanya, jadi kalau aku mati gak akan ada yang hilang"

Jake dapat merasakan Sunghoon makin mengeratkan pelukannya, tetes air mata Sunghoon jatuh ke kepalanya.

"enggak, enggak, aku gak bisa hidup tanpa kamu jake"

Jake memejamkan matanya, "kemana aja kamu waktu aku butuh hoon"

Sunghoon hanya terdiam karena dia tahu permintaan maafnya tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula. Namun, ketika dia merasakan bahwa tangan Jake melingkari perutnya dan lelaki manis itu mulai menangis membuat Sunghoon makin merasa tidak berguna dan menjadi orang terbrengsek.

"aku, aku cuma mau bahagia sama kamu hoon. Aku cuma mau kita terus sama-sama dan nantinya bentuk keluarga kecil. Tapi, bahkan sekarang aku gak bisa hamil lagi sunghoon, hidup aku juga mungkin tinggal sebentar lagi"

Mendengar itu membuat Sunghoon makin tersadar, apa yang telah dilakukannya?

.

.

.

Sunghoon memandangi Jake yang tengah tertidur lelap, setelah menangis hebat Jake perlahan tertidur. Mengusap wajah manis itu dengan lembut dan menyadari, kenapa dia melakukan semua hal jahat kepada Jake? Benar, apa salah Jake?

CYCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang