15. The Worst Surprise

80 5 0
                                    

Malam ini adalah malam pesta ulang tahun mama Hendra. Semua tetamu satu per satu mulai berdatangan ke lokasi, termasuk Senggani yang datang bersama Hendra. Hendra memang sengaja menjemput Senggani di kantor karena gadis itu sudah berdandan langsung di sana. Sampai di lokasi acara Senggani langsung terserang nervous tak karuan. Rasanya seperti akan berkenalan dengan calon mertua, walaupun mereka belum resmi berpacaran entah kenapa Senggani sudah berpikir bahwa diajaknya dia kemari oleh Hendra adalah untuk diperkenalkan sebagai pacar di hadapan mamanya. Hubungan mereka memang berjalan mengalir seperti air, meskipun sampai sekarang belum ada pernyataan resmi dari Hendra, tapi hubungan mereka berdua sudah selayaknya orang pacaran.

Hendra mengedarkan pandangan ke semua sudut mencari keberadaan mamanya yang menjadi tokoh utama dalam acara malam ini, sedangkan Papa terpaksa tidak bisa hadir karena masih berada di Eropa untuk urusan bisnis.

Tiba-tiba, seorang pria berjas abu-abu memanggil Hendra untuk membicarakan soal project yang sedang mereka tangani bersama.

"Gani, kamu enjoy aja dulu di sini, sebentar lagi aku kembali." Hendra dan rekannya itu meninggalkan Senggani sendirian di tengah-tengah orang asing yang sama sekali tidak dia kenal satu pun.

Dasar orang sibuk, nggak di mana nggak di mana pasti kerjaannya ngikut. Gerutu Senggani sambil bertanya pada pramusaji yang kebetulan melintas arah menuju toilet.

Begitu keluar dari toilet, Senggani merasa ada yang memanggilnya. Itu Tante Rahayu, mamanya Mahesa. Langsung terbersit rasa senang di hati Senggani. Kalau Tante Rahayu jadi tamu undangan di pesta ini besar kemungkinan Mahesa juga ikut. Itu artinya, dia bisa bertemu dengan si gondrong yang makin lama makin menarik perhatiannya. Pikiran Senggani langsung melanglang buana membayangkan Mahesa dalam balutan jas formal lengkap dengan dasi kupu-kupu. Membayangkannya saja sanggup membuat kupu-kupu dalam perut Senggani seketika beterbangan ke sana kemari.

"Hai, Tante apa kabar?"

"Baik, sangat baik. Kamu kelihatan beda malam ini. Cantik!" puji Tante Rahayu yang melihat penampilan Senggani dari atas hingga bawah.

"Ah, Tante bisa aja. Oh ya, Mahesa mana? Apa nggak ikut ke sini?"

"Lho, Tante pikir malah dia sama kamu," terka Tante Rahayu.

"Enggak. Saya ke sini sama teman, kok."

"Teman kamu salah satu undangan di sini juga?"

"Kebetulan teman saya itu anak yang punya pesta ini, Tante. Mamanya ulang tahun dan saya diajak ke sini, katanya mau sekalian dikenalkan dengan mamanya." Senggani malu-malu menjelaskan maksud Hendra mengajaknya ke sini.

"Teman yang kamu maksud itu ... Hendra?"

"Kok, Tante bisa tahu nama teman saya itu Hendra?" Senggani ikut kaget. Tebakan Tante Rahayu terlalu tepat.

"Jadi kamu ini gadis yang mau Hendra kenalin sama Tante itu?" raut wajah Tante Rahayu berubah seketika. "Tante ini mamanya Hendra, lho. Memangnya Mahendra nggak pernah cerita sama kamu?"

Senggani terkejut mendengar keterangan Tante Rahayu. "Kalau Tante mamanya Hendra juga artinya, Mahesa dan Mahendra itu ..." Senggani tidak berani melanjutkan kata-katanya sendiri.

"Mahesa itu kakaknya Hendra. Mahesa dan Mahendra itu bersaudara, memangnya kamu nggak tahu?" terang Tante Rahayu.

Hampir lemas lutut Senggani saat mendapati fakta mengejutkan tentang identitas kedua laki-laki itu. Dia hampir jatuh jika saja Hendra tidak segera datang dan menopang tubuhnya yang mulai roboh.

"Are you okay? Ada yang sakit?" tanya Hendra cemas.

"No, i'm okay." Senggani berusaha kembali tegak berdiri, walaupun lututnya masih gemetar

A Love to Him (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang