43. The Engagement

75 4 0
                                    

"Ya, ampun, pagi banget lo udah ke sini. Matahari aja baru nongol," omel Linera yang pagi buta sudah diganggu dengan kedatangan tamu yang dadakan begini.

"Masuk ke dalam aja, yuk!" ajaknya pada Mahesa yang hanya berdiri di ambang pintu apartemen yang baru ditempatinya bersama Rico.

"Nggak usah, gue nggak lama, kok. Sorry, kalau udah ganggu pagi-pagi begini."

"Nggak apa-apa, udah telanjur bangun juga gue. Ada apa?"

"Ini album foto wedding lo udah jadi." Mahesa menyerahkan album foto beserta CD yang selama ini diminta Linera untuk sesegera mungkin diselesaikan. Mempunyai klien seperti Linera membuat Mahesa maupun Danang serasa diteror untuk bekerja ekstra menyelesaikan album yang diminta. Maklum Linera bukan termasuk makhluk sabaran.

"Makasih, ya. Cepat banget udah jadi. Sorry juga kalau gue cerewet, habis banyak banget saudara gue yang mau lihat." Linera sepertinya sudah tak mengantuk lagi sekarang, apalagi saat membolak-balik setiap lembar dalam album itu.

"Iya, nggak apa-apa. Santai aja."

"Eh, untuk sisa pembayarannya gue transfer ke rekening yang kemarin lagi, kan?"

"Iya, lo langsung transfer aja ke sana."

Melihat Mahesa tak juga kunjung pamit pergi membuat Linera terheran-heran apalagi setelah melihat raut wajah lelaki itu yang seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Are you okay?" Linera mencurigai sesuatu. "Kenapa, sih? Kok, kayak yang bingung begitu?"

Mahesa tak kunjung menjawab. Sampai akhirnya, dia menyerahkan sesuatu pada Linera. Sebuah pigura berukuran sedang yang terbungkus kertas perkamen cokelat.

"Gue minta tolong, ya, Lin, kasih ini buat Gani."

Linera menerimanya dengan ragu-ragu. "Kenapa nggak dikasih sendiri aja?"

"Nggak akan sempat, soalnya gue lagi ngejar first flight."

"Maksudnya?" Linera baru memperhatikan detail dandanan Mahesa yang terlihat bukan seperti dandanan orang yang sedang berkunjung ke rumah baru temannya. Lelaki itu terlihat seperti akan bepergian, apalagi di punggungnya bertengger sebongkah carrier yang sangat besar menurut Linera.

"Lo mau ke mana?" tanyanya karena janggal akan barang bawaan Mahesa yang kelewat besar itu.

"A secret place," candanya sambil tersenyum. "Pokoknya lo kasih ini buat Gani, ya. Bilang ini sebagai hadiah pertunangan dari gue, tapi gue pesan lo kasihnya setelah acara tunangannya selesai. Oke."

Setelah mengucapkan itu, Mahesa menepuk bahu Linera sekali dan pergi dengan senyuman. Dia sudah bertekad tidak akan menghadiri acara pertunangan itu sama sekali.


***


Acara pertunangan selesai dilaksanakan. Linera yang hendak pamit pulang mendatangi kamar Senggani yang terlihat sedang duduk di depan meja rias sambil menghapus make up-nya

"Congrats, ya, dear," ucapnya sambil memeluk Senggani.

"Lo udah mau pulang?"

"Iya, nih, Rico ngajakin pulang. Soalnya apartemen masih berantakan. Maklumlah baru pindahan."

"Sorry ,ya, Lin, sejak pulang honeymoon sampai lo pindahan, gue belum sempat ke rumah lo. Tadinya mau bantu-bantu, tapi ...."

"Udah, nggak apa-apa. Banyak yang bantuin juga, kok. Gue juga ngerti lo, kan, sibuk buat ngurus pertunangan." Begitu Linera berkata hal itu, wajah Senggani langsung layu.

A Love to Him (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang