47. Transplantasi Terumbu Karang

68 5 0
                                    

Pulau Menjangan Kecil

Tiga kata yang menggambarkan pulau tak berpenghuni ini adalah indah, indah dan indah. Pulau Menjangan Kecil adalah salah satu pulau di Kepulauan Karimunjawa yang tak berpenghuni, tapi bukan berarti tidak bisa menjumpai manusia sama sekali di sana. Di pulau itu terdapat resort dan juga sebuah pondok yang terkenal dengan nama 'Kampoeng Bule' karena saking banyaknya turis yang menginap di sana sekadar untuk lebih lama menikmati pulau yang serasa milik pribadi ini.

Senggani tak henti-hentinya mengagumi pantai berombak tenang yang warna lautnya serupa zamrud berkilauan. Benar kata orang bahwa Karimunjawa adalah sepotong surga yang jatuh ke Bumi. Sayang, pariwisata di Karimunjawa masih kalah pamor dari Bali ataupun Lombok yang sudah terkenal sampai manca negara. Jika pariwisatanya dikelola dengan baik oleh pemerintah, bukan tidak mungkin Maldives-nya Indonesia ini akan menjadi primadona baru di mata dunia.

Menyusuri pantai dengan jejeran pohon kelapa yang melengkung menghadap laut dan pasir putihnya membuat Senggani merasa berada di Karibia. Pemandangan yang amat memanjakan mata ini membuatnya kagum dengan kebesaran Tuhan yang menciptakan tempat ini dengan begitu indahnya. Istilahnya Tuhan menciptakan tempat ini saat sedang tersenyum.

Belum puas menikmati pantai yang kelewat indah, mereka sudah harus mengikuti kegiatan transplantasi terumbu karang yang menjadi agenda utama di Karimunjawa. Sekelompok wisatawan dari Bandung juga ikut dalam kegiatan edukatif ini agar lebih aware terhadap kelestarian terumbu karang di laut khususnya Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Diadakannya kegiatan pelestarian ini karena belakangan terumbu karang yang ada di perairan Karimunjawa tergerus habis akibat ulah kapal-kapal tongkang pengangkut batu bara yang seenaknya menurunkan jangkar kapal ketika bersandar di pulau hingga membuat terumbu karang di bawahnya hancur dan rusak parah. Kapal-kapal tongkang yang jumlahnya kian banyak melintasi perairan Karimunjawa itu semakin meresahkan saja karena selain merusak habitat terumbu karang juga mencemari air laut akibat tumpahan minyak yang tercecer.

Keadaan inilah yang mendasari Komunitas Alam Karimunjawa atau disingkat AKAR, sebuah komunitas anak muda Karimunjawa untuk melakukan upaya pelestarian alam dan terumbu karang secara mandiri. Lambatnya respons dari pemerintah akan masalah ini membuat mereka memutuskan untuk melakukannya secara swadaya karena jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin alam indah Karimunjawa hanya tinggal kenangan saja. Kepulauan Karimunjawa adalah habitat bagi terumbu karang, rumput laut dan ada sekitar lebih dari empat ratus spesies fauna laut yang mendiami kawasan ini. Jika tidak dilestarikan dari sekarang maka tidak akan ada lagi terumbu karang yang menjadi rumah bagi sebagian biota laut itu.

Setelah memberi penjelasan tentang seluk-beluk terumbu karang, sekarang saatnya beraksi. Peserta dibagi menjadi dua bagian, ada yang ikut mengambil fragmen atau sample terumbu karang sehat yang akan menjadi bibit, ada juga yang menyiapkan media transplantnya.
Senggani yang belum pernah mencoba snorkeling kebagian jatah menyiapkan media persemaian untuk tempat transplantasi fragmen atau bibit terumbu karang nantinya bersama beberapa orang. Sedang Mahesa ikut terjun menyelam untuk mencari dan memilih koloni karang induk yang masih sehat untuk kemudian dipotong sekitar lima sampai sepuluh sentimeter dan menjadi bibit untuk ditanam di media persemaian yang dibuat oleh Senggani dan yang lainnya.

Begitu sudah naik ke permukaan laut, para pencari bibit itu langsung memasukkan bibit yang biasa disebut fragmen ke dalam wadah yang berisi air laut segar. Setelahnya baru tempelkan fragmen pada meja persemaian yang terbuat dari kerangka besi yang sudah dicat anti karat dan adonan substrat berupa semen, pasir, bubuk kapur dan kerikil agar fragmen menempel dengan sempurna dan tidak lepas saat dikembalikan ke laut.

Mahesa yang baru kembali dari penyelaman tampak berjalan memecah air laut dengan menenteng snorkel dan kamera underwater-nya. Percaya atau tidak Mahesa terlihat begitu sexy hari itu. Tubuhnya yang basah terlihat berkilauan diterpa sinar matahari, apalagi ini pertama kalinya Senggani melihat Mahesa mengenakan kaus tanpa lengan sehingga memperlihatkan lekukan otot bisepsnya lebih jelas. Dengan warna kulit yang kecokelatan, serta rambut gondrongnya yang tergerai basah, Mahesa terlihat seperti cowok-cowok keren penjaga pantai dalam film "Baywatch" yang pernah ditonton Senggani. Terasa sekali cintanya membuncah berkali-kali lipat pada lelaki itu.

A Love to Him (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang