CHAPTER 5

3.8K 288 1
                                    

"Gulf, lo udah ngerjain PR belum?" tanya Apo, yang baru saja tiba di kelas dengan nafas terengah-engah.

"Udah," jawab Gulf dengan nada datar, sambil melanjutkan membaca bukunya.

"Hehe... pinjem bukunya dong," pinta Apo, dengan senyum kikuk dan sedikit gugup.

"Nih," balas Gulf, memberikan bukunya kepada Apo tanpa menoleh, suaranya terdengar sedikit bosan.

"Makanya jangan ngegame mulu!" sembur Win yang duduk di sebelah Apo, dengan nada sinis dan sedikit marah.

"Heh! Emang lo udah ngerjain PR nya?" balas Apo, menatap Win dengan tatapan mengejek, suaranya meninggi.

"Ya belomlah! Ini gw mau gabung ama lo, hehe bolehkan, Gulf?" tanya Win, berusaha meredam suasana dengan nada bercanda.

Gulf yang sedang tertawa pun menganggukkan kepalanya, merasa terhibur dengan perdebatan antara Apo dan Win.

"Gw mau ke kantin dulu, mau beli minum," ujar Gulf, beranjak dari kursinya dengan nada santai.

Apo dan Win hanya mengangguk, lalu kembali mengerjakan PR mereka, diselingi dengan perdebatan kecil yang membuat suasana kelas menjadi lebih hidup.

Gulf berjalan menuju kantin dengan bersenandung kecil, merasa senang dan bebas. Namun, kegembiraannya itu terganggu ketika ponselnya bergetar terus-menerus. Ia berdecak kesal, merasa terganggu dengan pesan yang terus menerus datang dari Kao. Ia merasa terlalu malas untuk membalas setiap pesan dari Kao. Akhirnya, dengan rasa kesal yang memuncak, ia memblokir nomor Kao, lalu melanjutkan perjalanannya menuju kantin dengan perasaan yang sedikit lebih baik.

☀️☀️☀️🌻🌻🌻

"Bu! Aku ambil air mineral ya! Uangnya di meja," teriak Gulf dengan suara keras ke arah ibu kantin, sambil mengambil botol air mineral dari lemari pendingin dengan gerakan cepat.

"Iya, Dek!" jawab ibu kantin dengan suara ramah, sambil tersenyum melihat Gulf yang tampak tergesa-gesa dan kehausan.

Gulf membuka tutup botolnya dengan gerakan cepat, lalu meneguk sedikit airnya. Rasa dingin air mineral itu seketika meredakan dahaganya dan memberikan sensasi segar di tenggorokannya.

Saat ia berjalan kembali menuju kelas, matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang sedang bermain basket di lapangan sekolah. Ia berhenti sejenak, menatap sosok itu dengan perasaan yang sulit ia jelaskan. Ada rasa kagum, penasaran, dan sedikit gugup yang bercampur jadi satu dalam dada Gulf. Matanya terpaku pada sosok itu, tak mampu untuk berpaling.

Gulf berjalan mendekati lapangan, matanya terpaku pada sosok yang sedang bermain basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gulf berjalan mendekati lapangan, matanya terpaku pada sosok yang sedang bermain basket. Dia mengenakan kaos putih polos yang basah oleh keringat, menampakkan bisepnya yang besar dan berotot. Itu adalah pemandangan yang sangat memikat bagi Gulf, membuat jantungnya berdetak lebih kencang dan pipinya memerah.

Bright, yang melihat Gulf berdiri di samping lapangan, memberi isyarat kepada Mew dengan menunjuk Gulf. Mew melihat ke arah Gulf dan tersenyum tipis, membuat hati Gulf berdebar semakin kencang.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang