CHAPTER 10

3.7K 256 1
                                    

"HAL--" teriakan Mile terhenti tiba-tiba, matanya membulat seketika. Ia merasa jantungnya berhenti sejenak ketika melihat pemandangan di depannya.

Ia menengok ke belakang, memandang Apo dan Brightwin dengan ekspresi terkejut. Ia kemudian mengangkat jari telunjuknya ke bibirnya, memberi isyarat agar mereka tidak berisik. Matanya masih terpaku pada pemandangan di depannya, tak bisa percaya dengan apa yang ia lihat.

Ya, mereka sedang menjenguk Gulf di rumah sakit tanpa sepengetahuan Mew dan Gulf. Mereka berencana memberi kejutan, tetapi yang mereka temui malah pemandangan yang tak terduga.

Mereka masuk ke dalam ruang inap Gulf dengan hati-hati, mengendap-endap agar tidak membangunkan dua sejoli yang sedang tertidur pulas. Mereka berusaha keras menahan tawa, takut suara mereka akan membangunkan Mew dan Gulf.

Mile merogoh saku celananya, mengambil ponselnya. Ia kemudian mengarahkan kamera ke arah Mew dan Gulf, memotret mereka yang sedang tidur dengan berpelukan. Matanya berbinar saat melihat hasil fotonya, senyum lebar terukir di wajahnya.

Mereka kemudian duduk di sofa yang ada di ruangan itu, berusaha sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Mereka menunggu Mew dan Gulf bangun, hati mereka berdebar-debar, penuh harap bahwa mereka tidak akan ketahuan.

☀️☀️☀️🌻🌻🌻

"Eunghh," lenguh Gulf, perlahan-lahan membuka matanya. Ia merasa sedikit bingung, mencoba mengingat apa yang terjadi.

Ia membelalakkan matanya ketika melihat Mew di sampingnya yang masih tertidur dengan memeluk dirinya. Jantungnya berdebar-debar, ia merasa tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Gulf mengamati pria di sampingnya itu, rahang yang tegas, alis yang tebal, hidung yang mancung dan bibir yang tipis. Ia merasa terpesona, Mew tampak begitu sempurna di matanya.

Tangan Gulf mulai mengelus pelan pipi Mew, lalu turun ke leher, mengalungkan tangannya di sana. Ia menatap Mew dengan penuh kagum, hatinya berdebar-debar.

Teman-teman mereka menahan tawa melihat kelakuan Gulf, mereka merasa terhibur dengan kejadian itu.

"Udah puas mandanginnya?" ucap Mew, suaranya serak dan mata masih terpejam.

Gulf tersentak, ia merasa malu dan menarik tangannya dari leher Mew. Tapi Mew menahannya, membuat Gulf merasa lebih malu.

Sebenarnya Mew sudah bangun saat Gulf mengelus pipinya, tapi ia ingin lihat apa saja yang dilakukan Gulf.

"Hmm?" Mew membuka matanya perlahan, ia tersenyum melihat Gulf yang memerah karena malu.

"M-mm m-maaf," ucap Gulf dengan gugup, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Mew.

Mew terkekeh pelan, ia mengeratkan pelukannya dan mengecup rambut Gulf berulang kali.

"Wuiiihhh pagi-pagi udah liat yang romantis-romantis aja," ucap Mile dengan sedikit lantang.

Mew dan Gulf membelalakkan matanya, mereka terkejut melihat teman-teman mereka di sana.

"Sejak kapan kalian di sini?" tanya Mew yang sudah duduk.

"Sejak kapan ya?" ujar Win dengan ekspresi seolah-olah sedang berpikir.

"Sejak kapan si po?" tanya Win pada Apo dengan nada jail.

"Sejak mereka masih tidur dengan saling berpelukkan kan?" ucap Apo, membuat Mile dan Brightwin tertawa.

"BWAHAHAHAHAHHA," tawa mereka pecah, mereka merasa senang bisa menggoda Mew dan Gulf.

Mew mendengus kesal, sedangkan Gulf merasa malu dan menutup wajahnya dengan selimut.

Mew kemudian turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, mencoba menenangkan dirinya.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang