CHAPTER 22

3K 194 1
                                    

Mew bangun lebih dulu dari tidurnya, tersenyum lebar saat mengingat kejadian semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mew bangun lebih dulu dari tidurnya, tersenyum lebar saat mengingat kejadian semalam. "Sayang bangunn," ucapnya lembut, mengusap pipi Gulf dan menciumnya beberapa kali.

"Eungh capek," rengek Gulf, masih dengan mata tertutup. Mew hanya bisa tertawa pelan, kemudian mengelus punggung Gulf dengan lembut, membiarkannya tidur lagi.

Mew bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sementara itu, Gulf terbangun dan merasa kehilangan Mew di sampingnya.

"Eungh," lenguh Gulf, meraba-raba tempat tidur dengan mata masih tertutup. "Kakak?" panggilnya dengan suara serak, kemudian membuka matanya perlahan.

"Awhh ahh sakit banget huhu," rintih Gulf ketika mencoba duduk. Pantatnya terasa sakit.

Ceklek. Pintu kamar terbuka dan Mew masuk. "Hiks kakak sakit," adu Gulf pada Mew.

"Cup cup cup jangan nangis sayang," ujar Mew, duduk di pinggir kasur dan memeluk Gulf yang kembali berbaring. "Habis dari mana?"

"Habis dari apotek beli salep buat kamu," jawab Mew, menciumi pipi Gulf dengan lembut.

Ucapan Mew membuat Gulf merasa malu. Dia menenggelamkan wajahnya di leher Mew. "Ayo mandi, udah kakak siapin," ajak Mew, menyingkap selimut dan menggendong Gulf ala koala.

"Sshh sakitt," rengek Gulf ketika pantatnya terkena air. Mew menghela nafas pelan, kemudian mengusap kepala Gulf dengan lembut. "Nanti di obatin ya, sini kakak mandiin," ujarnya, menenangkan Gulf.

Setelah selesai mandi, Mew dan Gulf kembali ke kamar mereka. Mereka sedang meributkan sesuatu, suasana menjadi sedikit tegang.

"Nungging," perintah Mew, membuat Gulf kaget.

"Hah? Mau ngapain? Sakit loh," protes Gulf, wajahnya tampak panik.

"Mau di obatin dulu sayang," jawab Mew, terkekeh pelan melihat reaksi Gulf.

Gulf, yang merasa malu, akhirnya berbalik dan sedikit menunggingkan pantatnya. Mew menarik pantat Gulf agar lebih tinggi, lalu menamparnya dengan gemas.

PLAK!

"AAAHHH kakkak sakitt," rengek Gulf, mengelus pipi pantatnya yang kini tampak merah.

Mew hanya bisa tertawa kecil, kemudian mulai mengoleskan salep di pintu lubang Gulf dengan lembut. "Eemmhh kakak perihhh," rengek Gulf, merasa sedikit sakit.

"Iya sayang ini udah selesai kok," ujar Mew, mencium pipi pantat Gulf sebentar sebelum membantu Gulf memakai celana.

"Yuk turun, kamu belum sarapan loh, jangan tidur lagi," ajak Mew, mengelus rambut Gulf yang masih tengkurap di tempat tidur.

"Gendong~," pinta Gulf, membuat Mew terkekeh gemas. Mew mencium pelipis Gulf, lalu menarik tangannya agar bangun. Dia menggendong Gulf ala koala, dengan Gulf yang menyenderkan kepalanya di bahu Mew. Mereka berdua tampak bahagia dan puas, menikmati setiap momen bersama.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang