CHAPTER 20

3K 197 1
                                    

Gulf terbangun di tengah malam, merasa sesuatu yang panas di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gulf terbangun di tengah malam, merasa sesuatu yang panas di sampingnya. Ia membuka matanya dan melihat Mew yang tampak menggigil dalam tidurnya. Kekhawatiran segera melanda Gulf, ia merasa gelisah melihat kekasihnya dalam kondisi seperti itu.

Dengan hati-hati, Gulf bangun dari tempat tidur dan meraih tangan Mew. Ia menempelkan punggung tangannya ke kening Mew, merasakan panas yang tidak biasa. Mew, yang biasanya hangat dan nyaman, kini tampak sakit dan lemah.

Gulf segera turun ke bawah, bergerak secepat mungkin. Ia mengambil baskom dan mengisinya dengan air hangat. Dengan baskom di tangan, ia kembali ke kamar dan duduk di samping Mew. Dengan hati-hati, ia mulai mengompres Mew, berharap bisa meredakan demamnya.

Gulf menghabiskan sisa malamnya dengan mengompres Mew, merawatnya dengan penuh perhatian. Meski ia merasa lelah dan mata mulai berat, ia tetap bertahan, terus merawat Mew sampai ia yakin bahwa Mew sudah merasa lebih baik.

Setelah beberapa jam, Mew tampak sudah tidak menggigil lagi. Gulf merasa lega, menarik nafas panjang. Ia naik ke tempat tidur dan memeluk Mew dengan lembut. "Cepet sembuh sayang," bisiknya dengan lembut, mencium pelipis Mew dengan penuh kasih sayang.

Dengan Mew di pelukannya, Gulf akhirnya memejamkan mata dan kembali tertidur, berharap esok hari Mew akan merasa lebih baik.

Pagi harinya, Mew terbangun dengan perasaan yang jauh lebih baik. Dia membuka matanya perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya yang menerobos masuk melalui jendela. Sakit yang sebelumnya menghantui tubuhnya kini telah lenyap.

Mew meraih handuk basah yang masih ada di keningnya, sisa dari perawatan semalam oleh Gulf. Dengan senyum kecil, ia meletakkan handuk itu di sampingnya dan memandang Gulf yang masih tertidur dengan penuh kasih.

Dengan hati-hati, Mew menyingkirkan tangan Gulf yang memeluknya dan mencuri satu ciuman cepat di bibir Gulf sebelum beranjak ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, Gulf terbangun dan mencari-cari Mew dengan mata yang masih setengah terpejam. "Kak Mew?" panggilnya dengan suara lembut.

"Iya sayang," jawab Mew, yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia menghampiri Gulf dan duduk di sampingnya.

"Kok mandi?" tanya Gulf, suaranya serak.

"Kan udah sembuh," jawab Mew, mengelus kepala Gulf dengan lembut.

"Harusnya jangan mandi dulu," omel Gulf, menatap Mew dengan tatapan tajam.

"Pake air anget kok, jadi gapapa," ujar Mew, mencoba menenangkan Gulf.

"Eungh.. ini jam berapa?" tanya Gulf, memejamkan matanya lagi.

"Jam 8 sayang," jawab Mew, membuat Gulf terkejut.

"HAH? JAM 8 GA SEKOLAH DONG?" jerit Gulf, bangkit dari tempat tidur dengan cepat.

"Kok kamu ga bangunin aku sih?" tanya Gulf, merasa kesal.

"Sengaja," jawab Mew, membuat Gulf semakin bingung.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang