CHAPTER 4

3.8K 282 1
                                    

"Bun, adek izin ke Alfamart ya bentar, mau beli ice cream," ucap Gulf dengan nada ceria sambil berjalan ke arah ibunya.

"Kaki kamu belum sembuh loh, Dek," sahut ibunya dengan nada khawatir, menatap kaki Gulf yang baru saja sembuh dari terkilir.

"Udah, Bun, udah sembuh, udah ga sakit soalnya," balas Gulf, mencoba meyakinkan ibunya dengan senyum manisnya.

"Ya udah hati-hati ya," pesan ibunya, masih dengan nada khawatir.

Gulf mengangguk dan berjalan keluar rumah. Ia berpapasan dengan kakaknya.

"Bisa jalan lo?" tanya kakaknya dengan nada sinis, mengejek Gulf.

"Bisalah! Gw terkilir doang bukan lumpuh," sentak Gulf, menatap kakaknya dengan tatapan sinis.

"Hahaha... Eh, lo mau kemana malem-malem gini?" tanya kakaknya, mencoba mengubah suasana.

"Mau ke Alfamart bentar," jawab Gulf singkat.

"Gw titip yoghurt squeeze satu ya," ucap kakaknya, berharap Gulf mau membantu.

"Ogah," tolak Gulf dengan nada malas.

"Ayolah satu doang kok yang rasa strawberry," rayu kakaknya.

Gulf menarik nafas panjang, lalu mengangguk. Ia berjalan kaki menuju Alfamart yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat sudah dekat dengan tujuannya, ia melihat seseorang yang familiar baginya. Orang itu sedang menuntun motornya dengan pelan. Gulf pun melangkahkan kakinya mendekati orang tersebut dan menepuk bahunya dari belakang.

"Aow, Kak Mew?" panggil Gulf dengan nada terkejut.

"Lo? Ngapain keluyuran malem-malem?" tanya Mew dengan nada bingung.

"Gak keluyuran! Orang mau beli ice cream di situ," ujar Gulf, menunjuk Alfamart dengan dagunya.

Mew mengangguk, lalu meringis sedikit. Gulf yang melihat itu menjadi khawatir dan memeriksa Mew.

"Lo kenapa, Kak? Siku lo kok luka?" ujar Gulf dengan nada khawatir, memeriksa siku Mew.

"Jatuh dari motor tadi, tapi ga papa kok," kata Mew, mencoba tersenyum meski terlihat meringis.

"Bentar ya, Kak, jangan pergi dulu," ujar Gulf dengan nada serius. Ia berlari ke Alfamart untuk membeli ice cream serta titipan kakaknya. Ia juga membeli air mineral, kapas, alkohol, obat merah dan plester.

Setelah selesai, Gulf kembali ke Mew dengan langkah cepat. Wajahnya tampak serius saat ia memberikan air mineral ke Mew.

"Nih, minum dulu, Kak," ujar Gulf dengan nada perhatian. Mew mengambilnya dan meminumnya.

Gulf kemudian duduk di samping Mew, membuka plastiknya dan mengambil perlengkapan yang dibutuhkan. Wajahnya tampak fokus saat ia mencelupkan kapas ke dalam alkohol.

"Kak, ini mungkin sedikit sakit," ujar Gulf dengan nada lembut, memperingatkan Mew sebelum ia mulai membersihkan luka.

"Boleh buka dulu jaketnya?" tanya Gulf dengan suara bergetar sedikit, mencoba menutupi rasa gugupnya.

Mew mengangguk lalu membuka jaketnya dengan pelan, dibantu oleh Gulf. Gulf kemudian mulai mengobati luka di siku Mew dengan hati-hati.

"Awh... pelan-pelan, Gulf," ringis Mew, merasakan sakit saat Gulf membersihkan lukanya.

"Ini udah pelan, Kak," ujar Gulf, berusaha tetap fokus pada apa yang sedang ia lakukan.

Mew menunduk, memandangi Gulf yang begitu serius mengobati lukanya. Jarak antara mereka begitu dekat, membuat jantung Mew berdetak lebih kencang.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang