CHAPTER 30

2.4K 165 1
                                    

"Sayang," bisik Mew, suaranya hampir tidak terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang," bisik Mew, suaranya hampir tidak terdengar. Dia duduk di samping ranjang Gulf, menatap kekasihnya yang masih terbaring lemah. Ayah Gulf baru saja keluar sebentar karena ada yang menelepon.

"Bentar lagi kita akan berjauhan," ucap Mew dengan suara penuh kepedihan. Dia menghela nafas panjang, merasakan beban yang sangat berat di dadanya. Melepaskan Gulf pergi jauh darinya, seperti melepaskan sebagian dari jiwanya.

"Kalau kamu sudah sembuh, jangan nakal ya di sana," pintanya, suaranya bergetar. "Ingat, aku selalu menunggu kamu di sini." Mew mengecup jari Gulf lalu mengecup kening Gulf dengan lembut. Dia menatap kedua mata Gulf yang tertutup, berharap akan ada perubahan.

"Mew," panggil Mile, membuat Mew menoleh.

Win dan Apo mendekat ke ranjang Gulf. Mereka juga sudah tahu kalau Gulf akan dibawa ke luar negeri.

"Gulf..." suara Win dan Apo lirih, penuh kesedihan. Mereka menatap Gulf dengan air mata yang menetes. "Mimpi kamu indah banget ya, Gulf, sampai-sampai kamu nggak mau bangun."

"Kita kangen lo, Gulf," lanjut Apo, suaranya tercekat. "Nanti kalau Lo udah sembuh, kita main bareng lagi ya. Pokoknya lo harus cepat sembuh."

Mereka berbicara pada Gulf, berharap akan ada jawaban. Namun, Gulf tetap diam, tidak ada sahutan.

Ceklek.

Ayah Gulf masuk, menghela nafas pelan melihat teman-teman Gulf. "Ayo, antar Gulf ke bandara," ucapnya.

Mereka mengangguk dan keluar dari ruangan Gulf satu persatu. Namun, Mew tetap berdiri di sana, menatap Gulf dengan tatapan penuh rasa sayang dan kehilangan.

"Mew..."

"Iya, Om, ayo," sahut Mew, suaranya hampir tidak terdengar. Dia tidak melepaskan tatapannya pada Gulf, mencoba menahan air mata yang menggenang di matanya. Dia berharap, ini bukan perpisahan, hanya sementara. Dan Gulf akan kembali, dengan senyumnya yang selalu dia rindukan.

Mereka tiba di bandara dan keluarga Gulf berpamitan dengan teman-teman Gulf dan orang tua Mew. Mew merasa hatinya hancur, tapi dia mencoba untuk tetap kuat.

"Mew," panggil Bow, membuat Mew menatapnya.

"Gw titip Gulf ya, jagain dia di sana. Kalau ada apa-apa, kabarin gw aja," ujar Mew dengan suara yang bergetar.

Mew melambaikan tangannya dan menatap punggung keluarga kekasihnya yang semakin menghilang. Dia merasa cemas dan takut melepaskan Gulf pergi jauh darinya.

"Mew..." Mamah Mew mengelus punggung putranya dengan sayang.

"Mah," Mew langsung memeluk mamahnya dengan erat, menangis tersedu-sedu. Dia merasa kehilangan dan tidak tahu bagaimana menghadapi rasa sakit hatinya.

"Gapapa nak, gapapa, Gulf pasti baik-baik aja," kata mamah Mew dengan penuh kehangatan.

"Udah, ayo pulang," ajak Daddy Mew, mencoba menenangkan putranya.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang