CHAPTER 7

3.5K 268 3
                                    

Gulf menopang dagunya dengan satu tangan, matanya menatap bosan ke arah guru yang sedang mengajar di depan kelas. Ia menguap lebar, merasa mata semakin berat. Gulf kemudian melipat kedua tangannya di atas meja dan menjatuhkan pipinya di atasnya, berusaha tetap terjaga meski rasa bosan dan kantuk semakin menghantamnya.

 Gulf kemudian melipat kedua tangannya di atas meja dan menjatuhkan pipinya di atasnya, berusaha tetap terjaga meski rasa bosan dan kantuk semakin menghantamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja kaya gini)

Mew dan teman-temannya berjalan menuju perpustakaan. Saat melewati kelas Gulf, Mew tak bisa menahan diri untuk tidak memandang ke dalam melalui jendela, mencari sosok yang belakangan ini selalu mengisi pikirannya.

Dan dia menemukannya. Gulf tampak sedang mengantuk di kelas, membuat Mew merasa gemas dan terkekeh pelan. Dengan senyum penuh kebahagiaan, Mew mengedipkan sebelah matanya pada Gulf, lalu melanjutkan perjalanannya.

Gulf, yang melihat itu, merasa malu dan gugup. Ia menundukkan kepalanya dan tersenyum manis, merasakan pipinya memanas dan jantungnya berdebar kencang.

☀️☀️☀️🌻🌻🌻

"Guys, ayok ke kantin," ajak Apo, merasa lapar setelah kelas berakhir.

"Duluan aja, gw mau ke toilet bentar," ucap Gulf, masih sibuk membereskan bukunya. Suaranya terdengar serius dan fokus.

"Mau gw anterin?" tawar Win, dengan nada khawatir.

"Ga usah, lo ke kantin sama Apo aja, nanti gw nyusul," tolak Gulf, masih dengan nada serius.

Win mengangguk dan berjalan beriringan dengan Apo menuju kantin. Sementara Gulf berbelok ke lorong yang berbeda, merasa perlu menyendiri.

Tiba-tiba, saat Gulf akan keluar dari toilet, ada seseorang yang mendorongnya masuk dan menyudutkannya ke tembok. Gulf meringis, punggungnya terasa sakit setelah menghantam tembok dengan keras.

"Lo! Ada hubungan apa lo sama Mew?" ucap Amanda, dengan nada tajam dan penuh amarah.

"Ga ada, Kak," balas Gulf dengan sopan, mencoba untuk tetap tenang.

"Gak usah sok baik lo. Bilang aja lo yang deketin dia teruskan," desak Amanda, matanya membara.

Gulf masih diam, membiarkan Amanda menyelesaikan omongannya. Namun, saat Amanda menyebutnya 'jalang', Gulf tidak bisa menahan diri lagi. Ia menampar Amanda, merasa marah dan tersinggung.

"Sialan!" umpat Amanda, lalu dengan cepat membalas perbuatannya.

Namun, Gulf lebih gesit. Ia berhasil menahannya dan memegangi tangan Amanda dengan kuat. Amanda memberontak, mencoba melepaskan cengkraman Gulf.

"Punya mulut tuh di jaga! Jangan banyak bacot ngatain orang sembarangan!" ucap Gulf dengan nada marah, lalu melepaskan cengkeramannya.

Amanda meringis, lalu dengan cepat mengambil ember yang berisi air bekas pel dan menyiramkannya ke tubuh Gulf. Gulf sontak melepaskan cengkramannya dan memejamkan matanya, merasa kaget dan marah.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang