CHAPTER 28

2.3K 174 6
                                    

Mew sudah tidak tahan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mew sudah tidak tahan lagi. Rasa frustrasi dan kerinduan telah mencapai puncaknya. Dengan langkah berat, dia mengambil jaket dan kunci motornya, lalu menjalankan motornya menuju rumah Gulf. Hatinya berdebar-debar, rasa takut dan harap berbaur menjadi satu.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu itu terdengar begitu berat di telinganya. Dia menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian.

Ceklek

"Aow, nak Mew," sapa ibu Gulf dengan senyum lebar ketika melihat Mew di ambang pintu. Senyum itu seolah memberikan sedikit kelegaan di hati Mew.

"Halo, tante," sapa Mew dengan suara yang berusaha terdengar tenang. Dia memberi hormat pada wanita yang mungkin kelak menjadi ibunya.

"Gulf nya ada, tan?" tanya Mew, mencoba menyembunyikan rasa cemasnya.

"Ada, dia ada di kamarnya. Udah seminggu dia terlihat murung. Tante tau kalian lagi ada masalah, selesein secara baik-baik ya, nak," nasihat ibu Gulf dengan penuh kelembutan. Mew hanya bisa mengangguk, merasa berterima kasih atas pengertian ibu Gulf.

"Ya udah ayo masuk, kamu langsung ke kamar Gulf aja," lanjut ibu Gulf, membuat Mew mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar Gulf.

Mew masuk ke kamar Gulf tanpa mengetuk, membuat Gulf yang sedang duduk di tempat tidurnya terlonjak kaget dan langsung mendudukkan tubuhnya. Mew merasa sedikit bersalah, tapi dia tahu dia harus melakukan ini.

Klek

Mew mengunci pintu kamar, kemudian berjalan mendekati Gulf yang tampak kesal. "Sayang," panggil Mew dengan suara lembut, berusaha meredakan kemarahan Gulf. Gulf hanya menunduk, matanya berkaca-kaca. Meski dia marah pada Mew, dia juga merindukan kekasihnya itu.

"Sayangg," Mew ingin menyentuh Gulf, tapi Gulf menepis tangannya, membuat Mew menghela nafas pelan. Rasa sakit dan penyesalan memenuhi hatinya.

Mew kemudian duduk di pinggir kasur Gulf, menatap kekasihnya yang tampak menangis sesenggukan. "Boleh peluk?" tanya Mew dengan suara hampir tidak terdengar. Sebenarnya Mew tak perlu meminta izin, karena dia sudah menarik tangan Gulf untuk dibawa ke pelukannya.

Tangis Gulf pecah di dekapan Mew, membuat Mew semakin mengeratkan pelukannya dan mencium rambut Gulf dengan sayang. "Kangen banget ya?" tanya Mew sambil mengelus punggung Gulf. Gulf mengeratkan pelukannya dan mengangguk pelan.

"B-banget," gumam Gulf yang masih sesenggukan. Mew tersenyum, ia ingin melonggarkan pelukannya, tapi Gulf semakin memeluknya erat, membuat Mew terkekeh.

"Udah dong, jangan nangis terus. Nanti sesak nafas loh."

"Hiks... Hikss."

"Udah sayang, maafin kakak ya?" Mew melonggarkan pelukannya, menatap wajah Gulf yang memerah karena air mata yang mengalir. "Kalo kamu ga berhenti nangis, nanti kakak pulang loh," ancam Mew, membuat Gulf segera mengelap air matanya, meski masih sesenggukan.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang