CHAPTER 26

2.6K 172 1
                                    

Gulf bangun lebih dulu dari Mew, meringis saat hendak mendudukkan bokongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gulf bangun lebih dulu dari Mew, meringis saat hendak mendudukkan bokongnya. Rasa sakit yang menusuk membuatnya menyingkirkan tangan Mew yang memeluk perutnya dengan pelan, lalu berjalan pincang menuju kamar mandi. "Ssshh, sakit banget," gerutu Gulf sambil mengusap bokongnya, rasa sakitnya terasa hingga ke tulang.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Gulf keluar dari kamar mandi dan menemukan Mew sudah bangun, tampaknya sedang berusaha mengumpulkan kembali energinya. "Sayang?" panggil Mew dengan suara seraknya, suaranya terdengar lelah dan penuh kekhawatiran.

"Hmm?" balas Gulf, menghampiri Mew dan duduk di sebelahnya. Mew lalu menyandarkan kepalanya di bahu Gulf, menghirup aroma tubuh Gulf. "Kamu wangi banget," katanya dengan suara yang lembut.

"Ya, kan baru mandi," balas Gulf. Mew kemudian bertanya, "Masih sakit, ga?" Gulf langsung menegur, "Ishh, diem! Jangan tanya itu," wajahnya memerah karena malu, hatinya berdebar-debar.

Mew hanya terkekeh, kemudian mempererat pelukannya di tubuh Gulf. "Badannya sakit, ngga? Kemarin diapain aja sama cegil itu?" tanyanya dengan suara yang penuh kepedulian.

Gulf cemberut, kemudian menatap Mew. "Ngga di apa-apain. Tapi badan aku emang sakit semua," jawabnya dengan suara yang lemah.

Mew menatap Gulf dengan rasa kesedihan yang mendalam. "Maafin kakak yang gagal jaga kamu ya, pas bunda kamu telpon kalo kamu belum sampe rumah itu aku udah kacau," katanya dengan nada bersalah.

"Aku terus nyalahin diri sendiri, takut kamu kenapa-napa. Daddy juga sampe ngerahim bodyguardnya buat bantu nyari kamu," lanjutnya, suaranya tercekat.

Gulf tersenyum tipis, ternyata Mew sepeduli itu kepadanya. "Aku ngga papa, kak. Makasih karena udah nyelamatin aku," ujarnya dengan suara yang bergetar.

"Itu udah tanggung jawabku, sayang. Jangan bilang terima kasih." Mew lalu membawa Gulf ke dalam dekapannya, pelukannya hangat dan penuh kasih sayang.

"Mau ke rumah sakit, ngga?" bisik Mew, tapi Gulf menggeleng. "Ngga usah, kak. Nanti kalo istirahat juga sembuh." Mew mengangguk, mengeratkan pelukannya di tubuh Gulf, mencoba memberikan kenyamanan.

"Udah, sana kakak mandi. Lengket banget, ih," seru Gulf, melepaskan pelukannya. "Iya, iya," sahut Mew, beranjak dari tempat tidur dan mencuri satu kecupan di bibir Gulf, membuat Gulf mendengus kesal.

Gulf melotot sejenak, lalu menutup mukanya dengan kedua tangan saat Mew berjalan telanjang menuju kamar mandi. "Kenapa? Malu? Kan udah lihat semuanya," goda Mew.

"Diem! Udah, ih, sana cepat mandi!" jerit Gulf yang masih menutup wajahnya. Mew terkekeh, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Gulf, yang tidak mendengar suara apapun, sedikit mengintip dari celah jarinya, lalu menurunkan tangannya dan menghela nafas pelan, mencoba menenangkan diri.

☀️☀️☀️🌻🌻🌻

"Gulf, lo ga apa-apa kan?" tanya Win, saat melihat Gulf berdiri di pintu kelas bersama Mew.

SWEET ENCOUNTER -MEWGULF- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang