"Americano dan Latte. Meskipun sama - sama kopi, namun rasa dan sifatnya berbeda. Apakah kau mau mencoba?"
****
Rashi mencoba peruntungannya di dunia perdapuran. Selama ini yang memegang dapur selalu Danish. Namun melihat Danish kelelahan, Rashi juga ingin menunjukkan skill memasaknya. Meskipun skill memasaknya jauh dari Danish.Ia membuka channel youtube memasak. Mempelajari semua bahan dan teknik yang ada di video dan mencoba mengaplikasikannya. Rashi coba memotong wortel, daging dan bahan lainnya.
Greb!!
Dua tangan besar dan berotot melingkar di perut Rashi dan memeluknya dari belakang.
"Ihh kaget!"kata Rashi.
Tangan itu tentu saja milik Danish. Di rumah ini hanya ada mereka berdua, tapi Rashi tetap terkejut karena Danish memeluknya tiba - tiba.
Danish menenggelamkan kepalanya di leher Rashi.
"Udah bangun mas?"tanya Rashi basa basi menahan gugup dan malu untuk bertemu Danish yang semalam... Mmm sudahlah...
"Hmmm iya" jawab Danish sedikit serak, efek baru bangun tidur. Danish memutar badan Rashi agar menghadap ke dirinya.
Dicumbunya wajah Rashi. Kening, mata, hidung, pipi lalu Danish meraih tengkuk Rashi dan ia mencium bibir Rashi lembut.
Rashi tidak menolak. Takut membuat Danish tersinggung lagi seperti tempo hari. Jadi Rashi hanya menikmati setiap detik kuluman Danish di bibirnya. Sesekali Rashi sedikit membalas membuat Danish cukup memanas meminta lebih.
"Mas aku lagi masak loh!"ucap Rashi disela - sela ciuman mereka.
Tapi Danish tidak peduli. Ia terus mencium bibir Rashi semakin intens.
Tangan Kanan Danish berada di tengkuk Rashi mendorong kepala Rashi untuk terus berada dalam kontrolnya. Dan tangan kirinya meraih pinggul Rashi agar tubuh Rashi semakin menempel dengannya dan mudah untuk digapai.
Ciuman mereka berlangsung lama. Sampai Danish menyeret Rashi ke ruang tengah. Danish menidurkan Rashi di sofa, sedangkan ia berada di atas Rashi menahan agar tubuhnya tidak menindih Rashi. Dan masih dengan aktivitas sebelumnya.
Semakin panas. Rashi mengalungkan kedua tangannya di leher Danish. Saking mereka fokus dengan kegiatan cium mencium mereka, Sampai mereka tidak sadar dengan keadaan sekitar.
"Astagfirullohaladzim!!"
Danish dan Rashi yang mendengar itu ikut terkejut. Dilihat Ibu dan Mama mereka, Diani dan Cantika sudah diambang pintu ruang tengah.
Rashi menutup mukanya malu. Untung mereka belum sempat melepas baju.
"Hehe.. ibu.. mama"Danish nyengir.
Canggung. Rashi langsung mendorong Danish pelan.
"Sejak kapan mama sama ibu ada disitu hehe. Duduk maa, bu. Rashi bikinin teh yaa" Wajah Rashi memerah akibat malu. Rashi kabur ke daour untuk membuatkan minuman.
Cantika dan Diani duduk di sofa ruang tengah, yang tadi dipakai Danish dan Rashi 'beraktivitas'.
"Tadi ibu udah ketok - ketok pintu, pencet bel, ga ada respon. Jadi ibu sama mama cantika teroboh aja masuk. Ehhhh sedang olahraga pagi ternyata."ejek Diani.
"Ga kedengeran bu hehe."jawab Danish malu.
"Mmm ga akan kedengeran lah orang lagi asik gitu ya jeng?"sekarang giliran mama Cantika yang menggoda Danish.
"Kayanya bentar lagi kita dikasih cucu ya jeng Cantika. Kalo pagi aja masih dihajar gitu."
"Kalo rajin kaya gitu, bisa lahhh bulan depan dapet kabar baik."
Ibu dan mama nya senang melihat hubungan Danish dan Rashi berkembang lagi. Mengingat kejadian pernikahan Danish dan Rashi cukup rumit.
" Bu, ma ini tehnya." Rashi menyuguhkan dua cangkir teh hangat untuk kedua ibunya.
"Mbok ya yang sabar toh mas! Ini mantuku lehernya masih merah - merah. Wis ditambah merahnya."ucap Diani kesal. Diani memang orang sunda asli, tapi karena kelamaan tinggal di jawa jadi logat jawanya sering terbawa.
Rashi salah tingkah lalu menutupi lehernya.
"Mm..ma ibu Rashi kedapur dulu, lagi masak."Rashi beralasan.
"Udah udah. Kalo kamu yang masak lama! Sana terusin aja sedot menyedotnya dikamar. Biar kita yang masak. Yuk! Bestie!"ujar Cantika.
"Ayoo!"jawab Diani
"Sana sana.. siap siap kerja! Udah siang tuh! Emang kalian ga kerja?"tanya Cantika.
"Orang hari ini aku libur!"kata Rashi.
"Aa juga ada siaran tapi siang ko ma. Jadi bisa bantuin mama sama ibu buat sarapan dulu."kali ini Danish yang berbicara.
"Gausah ibu sama mama gausah dibantuin buat sarapan! Buatin cucu aja cepet cepet!"kata Diani disambut gelak tawa dari mereka.
"Yaudah mas buatin cucu dulu buat ibu sama mama kalo gitu."narik Rashi.
Tapi Rashi menepis. Memukul lengan Danish.
"Aww. KDRT nih ma mukul mukul!"
"Abisnya gatau situasi banget. Mandi sana!!"Rashi mendorong punggung Danish
"Ya ayo sambil mandi sambil usaha!"
"Danishhh!!maaf ya jeng, anak aku jail begitu"tegur ibunya.
"Gapapa orang sama istrinya ini. Bebas mau di kurung 24 jam juga. Punya Danish itumah"jawaban Cantika membuat Danish tersenyum lebar
"Seneng lu!" Rashi mencubit perut Danish.
"Aww ihh bu! Neng nya nyubit mas nih ah!"Danish mengadu pada ibunya.
Diani dan Cantika hanya geleng - geleng kepala melihat kelakuan anak anaknya. Di mata mereka anak - anaknya masih terlihat seperti anak kecil, tapi mengingat kejadian tadi yang mereka lihat di sofa ruang tengah menepis semua pandangan mereka tentang anak - anaknya.
Cantika dan Diani melanjutkan memasak. Rashi yang dilarang keras membantu mereka, malah ditarik Danish untuk cuddling di kamar.
Rashi menyiapkan baju untuk Danish. Memilah milih baju yang akan dipakainya siang ini.
Danish habis beres mandi, kebetulan kamar mandinya ada di kamar mereka. Jadi tidak perlu repot - repot keluar.
Danish keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk saja yang melingkar di bagian pinggangnya. Rashi yang melihatnya buru buru tutup mata
"Ihhh ko cuma pake anduk doang sih ga pake baju?"teriak Rashi.
"Ngapain tutup mata, orang udah liat semuanya juga."
Dalam hati Rashi 'oh iya ya lupa'
Rashi mencoba membuka matanya perlahan.
"Terus juga nyuruh pake baju tapi bajunya ga dianterin anterin. Gimana sih tuh bajunya masih ada ditangan kamu"
"Hehe"
Danish membalurkan lotion ke semua badannya.
"Yang! Bantuin olesin lotion di punggung aku dong!"pinta Danish.
Rashi menyimpan baju Danish di kasur.
Kemudian mengusap - usap punggung Danish dengan lotion.
Rashi terkagum dengan punggung Danish. Bahunya yang cukup lebar membuat Rashi ketar ketir.
Spontan Rashi memeluk Danish dari belakang. Menyandarkan kepannya di punggung lebar Danish. Mengelus setiap otot perut Danish.
"Aku udah mandi jangan mancing mancing ya!"ucap Danish.
Rashi cemberut dan melepaskan pelukannya kemudian menjau beberapa langkah dari Danish.
Namun Danish menarika Rashi ke dalam dekapannya. Rashi cukup berdebar mendapat perlakuan seperti itu. Namun dia juga dapat mendengar debaran jantung Danish yang tak kalah hebat dengannya.
Danish mendekap Rashi. Mencium keningnya mesra. Mengusap usap kepala Rashi lembut.
"Mas sayang sama kamu neng!"
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Call him, Danish
Roman d'amourJatuh cinta sejatuh - jatuhnya pada Jean Danish Kuntara