🍕30🍕

541 57 10
                                    

#leolatte







<<<

Karna rasa penasaran mereka sudah diujung, jadilah mereka bener bener segera ke kantor polisi sorenya. Tentu aja dengan ditemani Papa.

Saat dalam perjalanan bertemu pelaku, pikiran Ara terus menebak nebak. Kira kira siapa ya temannya yang tega buat nyelakain dia.

Ayo kalian juga tebak.

Dan sampailah mereka di sebuah meja. Meja untuk menjenguk tahanan. Yang duduk di meja cuma Ara sedangkan Mauka dan Jau berdiri di belakangnya.

"waktunya 5 menit. " Ucap salah satu penjaga disana.

Dan dari pintu, datanglah seseorang yang nundukin kepalanya. Dia dibawa sama dua penjaga perempuan. Ara masih berusaha ngenalin.

Ada saat dimana pelaku itu mulai berani natap Ara. Dan seketika matanya sukses dibuat membulat.


























































































"Ninda?! "

Ara nutup mulutnya terkejut. Jau dan Mauka yang ada dibelakangnya pun juga sama kagetnya. Mereka tentu kenal Ninda, walaupun gak deket.

Mereka sangat amat gak nyangka kalo Ninda pelakunya. Ara sama sekali gak ada pikiran ke Ninda. Kemarin pas dia nebak nebak, tebakannya sama sekali gak ada yang ke Ninda.

"Nin.. "

Ninda, sang terduga pelaku pun cuman diam. Keadaannya tentu gak baik baik aja. Terbukti sama bekas air mata yang ada di pipinya. Juga jangan lupakan kantung mata yang kentara.

"Ra.. " Lirih Ninda.

Dan secara tiba tiba, tangan Ara digemggam sama Ninda. Lebih tepatnya di remat. Seakan Ninda takut dengan sekelilingnya.

"gue gak ngelakuin itu.. "

Ara hanya diam. Tapi memang semua penjahat gitu kan? Mana ada penjahat yang ngakuin kejahatannya? Kecuali psikopat.

Ninda menatap Ara dalam, " tolongin gue. Gue bukan pelakunya. Gue takut disini, Ra. "

Di belakang, Jau dan Mauka juga cuma diam. Antara mereka gak mau komen atau mereka masih kaget sama fakta bahwa Ninda adalah pelakunya.

"gue gak nyangka, Nin. "

Ninda hanya menggeleng keras. Air mata gadis itu turun. Ninda terisak dengan tangan yang terus meremat tangan Ara.

"hikss.. Ra.. Gu-e bukan.. Hikss.. "

Ninda terus meraung. Dan ini yang buat Ara bingung. Batinnya antara percaya dan tidak sama kenyataannya. Dia sama sekali gak nyangka Ninda kayak gitu.

"maling mana ada yang ngaku maling! " ucap Jau sarkas sambil membuang mukanya.

Ninda menelan ludahnya kasar. Dia terus menangis. Wajahnya udah gak karuan. Pastinya bekas air matanya bakal semakin banyak.

"apa alasannya? " Tanya Ara.

Ninda kembali menggeleng keras. Tangisannya semakin meraung. " enggak Ra! Hikss.. Gue bukan pelakunya! Hikss... "

Leader | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang