Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sutttt.. jangan berisik yaa.. "
Elea tersenyum dengan memeperlihatkan giginya. Gadis kecil yang kini berumur 5 tahun itu agaknya sangat bersemangat.
"Ayah.. tolong Elea.. "
Mauka terkekeh. Elea sudah bangun, tapi sang Ibu masih terlelap. Ara yang kelelahan menjadi faktor tidurnya yang masih lelap. Semalam, Ara membantu Mauka untuk menyelesaikan tugasnya.
Alih alih lembur di kantor, Mauka lebih memilih untuk lembur di rumah. Ara yang menawarkan diri untuk membantu Mauka.
Alhasil, wanita itu terlelap lagi setelah shalat subuh. Mauka membiarkan istrinya tidur dulu dan beristirahat karna mereka nanti akan melakukan perjalanan lagi.
"Pelan pelan.. " Bisik Mauka.
Dia membantu Elea melepaskan diri dari pelukan sang Ibu. Dan berhasil. Saking lelapnya Ara, wanita itu tidak menyadari kalau Elea keluar dari pelukannya.
Elea menatap ibunya yang masih tertidur. Tangan kecilnya mengusap rambut sang Ibu. Ini adalah akibat Elea yang selalu melihat sang Ayah mengelus rambut ibunya.
Elea mencium pipi Ara cepat. Setelah itu dia tersenyum lebar ke arah Mauka. Sang Ayah yang melihat tidak bisa dibuat tidak gemas.
"Ayo sini. "
Mauka menggendong Elea ke kamar mandi. Dia dudukkan anaknya di samping wastafel.
"Buka mulutnya. "
Mauka tau, kalau pagi pagi Elea pasti malas menggosok gigi sendiri. Karna itu Mauka atau Ara sering menggosok gigi putri mereka.
"Gigi Lea kuning kuning gak Yah? "
"Enggak kok. "
Elea menyengir ke arah kaca. Memperhatikan giginya dengan seksama. Setelah berkumur, Elea menggosokkan harinya pada gigi.
"Kata Abang, gigi Lea kuning, Yah. Tapi kata Kakak gigi Lea putih. "
Mauka tertawa kecil. Pasti ulah Lyan. Bocah lelaki itu sangat suka menjahili Elea. Berbeda dengan Lana yang lebih menunjukkan kasih sayangnya pada Elea.
"Abang bercanda itu, Le. Nanti kita tanya ya. "
Elea mengangguk semangat. "Nanti main sama Abang, Kakak Lana sama Kakak Achel? "
