#leolatte
<<<
Luna masih menjerit dan menangis. Berada di pelukan Mika, sambil meraung. Luna seketika nyesel ngajak Seza. Harusnya dia ikutin kata Mamanya yang nyuruh nitipin Seza di dia.
"sekarang kamu mau gimana?! Mau tanggung jawab?! Ponakan saya hilang kamu mau tanggung?! "
Napas Ara memburu. Walaupun Jihan nahan badan dia, tapi mulutnya gak berhenti bicara. Seakan dia mau ungkapin semua kekesalannya ke Hani.
"maaf, Mbak.. "
"kata maaf gak akan ngerubah apapun! " Ara memekik.
Jihan menghela napasnya berat. Sebagai yang masih punya kesadaran penuh disini, Jihan sebisa mungkin mutar otak.
Polisi sudah mereka kabari. Tinggal Jihan harus mengurus Ara yang masih mengamuk.
"Ra, udah. Ini kecelakaan, gak ada yang tau. Kita duduk ya? "
Jihan menggiring Ara duduk di kursi. Mengelap keringat di dahi Ara dengan tisu yang ada di meja makan. Jihan juga sama kalutnya. Tapi dia gak nunjukkin itu.
"Ji polisinya mana? " Tanya Mika yang merangkul Luna.
Kini Luna sudah lebih tenang. Tapi wanita itu masih menangis. Merasa gagal menjadi Ibu karna mendapati Putrinya hilang.
Tringggg
Tringggggg
Atensi mereka teralih mendengar dering suara telfon. Ternyata yang berdering itu telfon Luna. Terbukti dengan suara yang berasal dari tas Luna.
Tapi Luna gak peduli. Jihan yang ngeliat Luna gak peduli kemudian mengambil Hp Luna. Tertera nomor gak dikenal. Jihan yang takut itu nomer penting pun akhirnya angkat telfonnya.
"Halo? "
"selamat siang. "
"siang. Dengan siapa? "
Ara jadi ikut merhatiin Jihan begitu pula dengan Mika. Jihan aktifin pengeras suara, biar Luna juga denger kalau itu telfon penting.
"kalian kalah ya. "
Mereka menatap bingung. Orang iseng ya? Ara bahkan udah gak merhatiin lagi. Dia pikir itu orang iseng jadi ya gak penting.
"maksud nya apa ya? Salah sambung? " Jihan mencoba berpikir logis.
"enggak dong. Ini nomer Luna Cornelia kan? Ibu dari Seza? "
Begitu nama Seza disebut, semua orang termasuk Luna menatap kaget. Lebih tepatnya, mereka was was. Luna yang mendengar nama Seza langsung merebut Hpnya.
"ya ini saya! " Pekik Luna.
"oh? Hai Luna. Saya turut berduka atas hilangnya Seza ya. Padahal dia anak manis. "
Si penelfon tau dari mana Seza hilang? Hanya ada satu hal yang buat penelfon itu tau.
"tenang aja. Seza aman sama saya. Lagian sih, kamu main main. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader | Mark Giselle
Fiksi PenggemarCuman cerita tentang Bapak Ketos dan Ibu Waketos. Mark and Giselle Leolatte