#leolatte
<<<
Disinilah dia. Disinilah pemuda yang berusaha kembali menyatukan dua yang patah. Di tempat yang penuh sama manusia yang berlalu lalang.
Mauka gak peduli kalau orang orang melihat dia aneh karna berlari lari. Suasana stasiun yang ramai, gak buat Mauka gentar.
"Pak, jalur kereta stasiun Bandung dimana? Jam berapa berangkatnya? " Tanya Mauka ke salah satu petugas disana.
"bentar lagi berangkat, Nak. Itu jalurnya tinggal nyebrang aja. "
Mauka mengangguk dan berterimakasih. Langkahnya dibuat lebih cepat. Menyebrang jalan rel bersama sama penumpang lainnya.
Mauka harus bisa. Anggap aja ini sebagai permulaan baru. Dia akan memperbaiki apa yang dia lakukan sebelumnya. Dia harus bisa.
Gak jarang, langkahnya membuat dia menabrak atau menyenggol orang lain. Belasan kata maaf keluar dari mulut Mauka pada orang orang.
Dan dari jarang 10 meter, Mauka bisa mengenali punggung sempit itu. Ya, dia yang Mauka cari. Dia yang Mauka harap mau menunggu permintaan maafnya.
"Almeyra! "
Ara menoleh ke kanan dan kiri. Merasa ada yang meneriaki namanya. Tapi di kanan dan kirinya gak ada sama sekali.
Lalu dia menoleh ke belakang, dan matanya membulat. Mauka berlari ke arahnya. Bersama dengan penampilan yang berantakan.
Lengan kemeja yang digulung, kancing kemeja yang terbuka dua. Jas yang entah kemana dan jangan lupain rambut yang berantakan.
Dan Ara menjauh. Dia juga berjalan cepat, menghindari Mauka. Ara memegang tali tasnya gugup. Pikirannya, dia harus berlari sejauh mungkin.
"ALMEYRA! "
Tapi terlambat. Mauka berhasil mengejar dia. Dengan gerakan cepat Mauka berhasil menahan Ara.
"berhenti ngikutin gue! "
"maaf.. "
Grepp
"sorry, really sorry.. "
Ara terbeku. Tangannya kaku. Badannya kaku. Mauka memeluknya. Pelukan yang biasa pemuda itu berikan dulu. Pelukan yang Ara rindu.
"maaf udah bodoh. Maaf.. "
Berkali kali Mauka merapalkan kata itu. Dan berkali kali juga meneguhkan pendiriannya. Dia gak boleh goyah.
"lepas.. "
"enggak, gak akan lagi. "
Mauka memeluk Ara erat. Menghirup wangi yang dia rindukan. Mengisi penciumannya yang selama ini merindu.
"gue bilang lepas! "
Dengan sekali hentakan pelukan itu terlepas. Benar benar keras sampai Mauka agak terhuyung.
"mau lo apa?! Tiba tiba datang minta maaf?! Seenaknya ngobrak ngabrik hati orang! "
Ara menatap Mauka nyalang. Apa apaan Mauka itu? Enak aja dateng, tiba tiba minta maaf. Tanpa mikirin kalo apa yang dia perbuat itu jadi luka dalam buat Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader | Mark Giselle
Fiksi PenggemarCuman cerita tentang Bapak Ketos dan Ibu Waketos. Mark and Giselle Leolatte