🍕26🍕

542 57 7
                                    

#leolatte






<<<

"setelah di periksa, pasien mempunyai luka memar di bagian kepala. Pasien juga pingsan karna shock atas cederanya itu. "

Mama Yunita mencengkram tangan Papa kuat kuat. Air matanya gak henti henti turun dari tadi. Sejak dia ke rumah sakit, Mama udah nangis.

"memar karna apa, Dok? " Tanya Papa.

" diperkirakan memar karna hantaman benda tumpul. "

Mama menutup matanya. Dia meringis sambil terus menangis. Entah kenapa Ara sampai kayak gitu. Dan siapa pula yang tega ngelakuin itu?

"jadi itu dilakukan sama orang, Dok? Bukan kecelakaan? "

Dokter itu menggeleng, " dilihat dari kondisi pasien yang basah kuyup, kemungkinan besar itu bukan kecelakaan. "

Ah iya. Pas Mauka nemuin Ara, sekujur tubuhnya basah kuyup. Gak mungkin dong itu kecelakaan. Memang toilet sekolah mereka mengalami air bocor kah sampai keadaan Ara basah kuyup?

Setelah berbicara mengenai beberapa hal lagi, Papa dan Mama keluar dari ruangan Dokter. Diluar udah rame banget.

Ada Jau dan teman teman Ara yang lain. Mereka semua mau liat kondisi Ara. Dan tentu aja mereka khawatir. Dan Bunda Safira juga dateng. Kalo Babeh belum bisa, karna masih ada urusan di kantor.

"gimana, Ma? " Tanya Mauka.

Mama Yunita cuman ngegeleng. Wajahnya datar dengan bekas air mata yang kentara banget. Bunda Safira ngedeket dan nenangin Mama.

"ini di sengaja. " Jawab Papa.

Di dekat ruangan Ara, Jau mengepalkan tangannya. Dia pasti bakal cari pelakunya. Dan Jau gak akan ngelepasin gitu aja. Pelakunya harus dapet yang setimpal.

"di kepalanya ada memar. Beberapa bagian tubuh juga memar. "

Mauka perlahan mundur. Dia perlahan jalan ke deket Jau, mandang ruangan Ara. Ada rasa penyesalan yang amat besar di hati cowok itu.

Harusnya Ara bisa selamat. Kalo aja dia selalu sama Ara. Begitu juga dengan Mika. Dia adalah orang terakhir yang ketemu Ara sebelum kejadian itu.

Tentu aja jadi pukulan hebat bagi Mika. Mau rasanya muter balik waktu dan ngelarang Ara pergi sendiri. Biarin dia dikata lebay, tapi Mika pengen Ara selamat.

"pasien sudah boleh di tengok, maksimal 3 orang. " Ucap salah satu suster.

Mama langsung lari ke dalam disusul sama Papa. Mauka megang pundak Jau dan nyuruh cowok itu masuk duluan. Tapi Jau malah ngegeleng.

"lo duluan aja. Gue mau keluar bentar. "

"Ja, lo gak mau ketemu Ara? "

"i need my time. "

Mauka ngerti. Jau mungkin mau dinginin kepalanya dulu. Semua disana tau kalo Jau paling cepet emosi. Dan mungkin dia mau ngalihin perhatiannya dulu.

Akhirnya Mauka yang ikut masuk. Di dalam, Mama udah nangis lagi sambil meluk Ara yang masih gak sadarkan diri. Papa udah ngusap ngusap punggung Mama.

Leader | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang