[3] TROIS

351 32 3
                                    

Renata mulai mengatur napas dan merasakan ponselnya bergetar lama. Ternyata Harel menghubungi nya lewat panggilan video. Menggeser tombol hijau, Renata tersenyum kaku pada Harel yang terlihat sangat tampan.

"Kenapa, kok kamu keringatan?" tanya Harel saat melihat Renata menyentuh dahinya.

"Aku tadi lagi keliling lihat-lihat rumah yang aku tinggalin sekarang. Ternyata ada ular besar disini, aku sedikit takut." Harel mendengar dengan serius. Paham dengan kekhawatiran sang kekasih.

"Gak di lepas, kan?" Renata menggelengkan kepala dan mulai tersenyum manis.

"Kok kamu jadi ganteng sih?" tanya Renata sambil kembali melanjutkan langkahnya. Kali ini menuju kamar.

"Aku kan emang kasep, kamu kemana aja?!" Renata tertawa pelan.

"Aku? Terjebak di hati kamu." Renata tertawa lepas karena merasa geli dengan ucapannya sendiri.

"Oh.. kalo jauh berani gombalin aku. Lain kali, secara langsung dong! Aku kan pengin cium kamu sampai kamu malu sendiri."

"Aku..., jadi mau cium kamu, kayak waktu di bandara. Tapi dengan durasi yang lebih lama." Renata semakin ingin menggoda Harel.

"Rena, kalo deket aja, sekarang kamu aku cium sampai lemes. Jangan godain aku!"

"Terus aku godain siapa dong?" Renata bertanya dengan wajahnya yang dibuat-buat sedih.

"YA AKU AJA! TAPI JANGAN PAS LAGI JAUH-JAUH GINI!" Renata tertawa pelan.

"Besok aku berangkat ke Singapura. Mami udah siapin semua keperluan aku disana. Rena, kamu harus rajin kasih kabar kamu ke aku. Sesibuk apapun kamu, harus kirim chat ke aku walaupun singkat. Kamu tau kan, kalo aku sayang sama kamu." Renata merasa tersentuh dan mengangguk.

"Aku juga sayang sama kamu. Baik-baik disana. Aku yakin, kita pasti akan bersama lagi." Harel tersenyum dan menganggukkan kepala.

Setelah beberapa hari tinggal di Beijing, Renata mengernyit saat melihat tiga mobil mahal memasuki pekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa hari tinggal di Beijing, Renata mengernyit saat melihat tiga mobil mahal memasuki pekarangan rumah. Posisinya yang berada di dekat pintu utama masuk dan duduk di kursi yang berada di teras, hanya memperhatikan dalam diam.


Pikirannya berkecamuk memikirkan siapa yang datang, karena Mommy dan Daddy baru saja pergi ke Shanghai untuk urusan bisnis. Mengalihkan pandangannya, saat seorang laki-laki berambut pirang menatapnya dengan dingin. Sampai tidak sadar, jika Ken mendekatinya dan ikut duduk di samping Renata.

SIX HOMMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang