Ken menatap semua sahabatnya tanpa terkecuali lalu menatap seseorang dan menganggukkan kepala.
"Lihat dia, siapa yang baru datang." suara Aldric terdengar santai saat menyadari kehadiran satu sahabatnya yang datang terlambat.
"Tidak biasa kau telat." ucap Liam setelah meminum minuman yang tersedia di Bar elit yang biasa mereka datangi saat di Seoul.
Ken hanya tertawa lalu memesankan minuman yang bisa membuat mereka mabuk. Tidak lama beberapa botol yang cukup besar tersedia di atas meja.
Mereka mulai berbicara banyak hal sambil meminum minuman tersebut dengan tenang dari gelas kecil yang sudah tersedia sejak awal.
Ken juga ikut minum dan pembicaraan mereka mulai melantur tidak jelas. Rata-rata dari mereka kuat saat minum alkohol, kecuali Aldric dan Liam yang sudah tidak sadarkan diri.
"Seperti biasa, mereka berdua sangat payah." ucap Aiden sambil terus mempertahankan kesadarannya.
"Huang ..., apakah kau masih tidak mengingat adik mu?" itu suara Melvin yang terlihat sudah sangat mabuk tapi masih terus mencoba mempertahankan kesadaran.
Ken yang juga sudah mabuk pun terlihat menatap Melvin dengan tatapan yang sedikit tajam lalu tertawa kencang hingga si kembar A menatap Ken dengan sisa-sisa kesadaran.
"Kalian ..., apa yang sudah kalian lakukan pada adikku?!" ucap Ken sambil mengedipkan matanya beberapa kali supaya lebih jelas menatap teman-teman nya.
"Apakah kalian tidak menghargai ku sebagai sahabat kalian? Kita berhubungan dengan sangat baik. Lalu apa salah ku dan adikku? Kalian menculiknya dan memperlakukannya seperti jalang, bahkan adikku melahirkan anak salah satu dari kalian. Aku sangat marah dan kecewa, kalian harus tahu itu." karena mereka semua sudah mabuk, tidak ada yang terlihat panik saat mendengar ucapan Ken.
"Ken, tolong maafkan aku." Melvin kembali bersuara sebelum kesadaran nya menghilang. Lalu dengan sempoyongan, Ken bangun dari duduknya.
"Aku akan memaafkan kalian jika kalian sudah menjadi abu. Selamat tinggal semua sahabat ku yang bajingan." tepat setelah mengucapkan itu, orang-orang terlihat berlari dengan panik menuju pintu Bar dan seseorang merangkul Ken dan membawanya pergi dari sana.
Saat sudah masuk ke dalam mobil dan mobil mulai melaju, suara ledakan besar terdengar jelas dan Ken menangis kencang.
Tangisannya terdengar menyedihkan dan penuh dengan penyesalan. Ken menangis di dalam mobil hingga tertidur.
Sebelum tertidur, Ken mengucapkan sesuatu dengan suara yang parau. "Demi persahabatan kita, aku memaafkan kalian."
Ken sudah jauh hari merencanakan hal tersebut, ia jelas marah dan kecewa. Bahkan sering bertanya-tanya kenapa mereka melakukan hal tersebut padanya dan juga Renata.
Ken terus berpikir hal apa yang bisa ia berikan pada semua sahabat tercintanya. Ia merasa dikhianati, tentu saja.
Lama berpikir tentang apa yang bisa ia lakukan, Ken sudah memikirkan segala bentuk penyiksaan. Tapi hatinya penuh dengan keraguan jika harus menyiksa semua sahabatnya. Hingga akhirnya Ken memilih untuk langsung mengantar mereka pada surga tanpa menyiksa. Sampai rencana itu akhirnya matang dan segala sesuatunya dibuat seperti kecelakaan.
Tidak ada dari satupun dari semua sahabatnya menyadari rencana tersebut. Hanya Melvin yang merasakan perubahan sikap Ken, selebihnya tidak ada.
"Aku tidak akan sanggup jika menyiksa kalian dan membiarkan kalian hidup dengan fisik yang cacat. Untuk segala perlakuan kalian pada adikku, neraka cocok untuk kalian. Dunia pun tahu jika aku sangat menghargai persahabatan kita. Tapi bagaimana bisa kalian mengkhianatiku seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX HOMMES
Fiksi PenggemarRenata namanya, seorang gadis berumur 18 tahun yang duduk di kelas 12 SMA. Mendapat kejutan yang tidak pernah disangka. Seorang pria dewasa yang Renata panggil Papa berucap, "Kamu memang bukan anak kandung Mama dan Papa, Rena. Dulu, Papa diam-diam m...