Di pagi hari yang cerah, Cherish menyiapkan diri untuk berlibur bersama Lily. Matanya menatap ke arah ranjang yang terdapat Adriel yang masih tertidur pulas.
Tidak menghiraukan sang suami, Cherish tetap bersiap dan menulis sebuah catatan kecil yang sudah terpasang di lemari pakaian.
Cherish berencana akan menonaktifkan ponselnya dan bersenang-senang dengan Lily tanpa memikirkan apapun.
Dia cukup stres dengan tuntutan sang ayah yang ingin segera memiliki cucu.
"Aku masih muda untuk memiliki seorang anak. Bahkan untuk menikah sekalipun." ucap Cherish saat sang ayah terus membicarakan seorang cucu setelah beberapa bulan menikah, bahkan hingga sekarang setiap kali mereka bertemu. Atau sesekali sang ayah akan mengirimkan foto-foto bayi lucu tanpa ucapan apapun. Seperti teror yang menghantui pikirannya.
Lalu, bagaimana jika sang ayah tahu jika putrinya tidak pernah melakukan hubungan intim dengan sang suami? Apakah terkejut? Atau bahkan terkena serangan jantung mendadak.
H-1 sebelum pernikahan, Cherish membuat perjanjian. Cherish tidak ingin disentuh oleh pria yang sudah menghancurkan teman dekatnya. Bahkan untuk menikah, tapi Cherish tidak punya pilihan. Sangat sulit untuk melepaskan diri dari sang ayah. Karena hal itu, Cherish harus bermain cerdas. Dia tidak akan membiarkan Adriel berbuat semau nya.
Isi surat perjanjian yang sudah disetujui oleh dua pihak, yaitu:
Yang pertama, Adriel tidak boleh menyentuh Cherish sebelum sang perempuan jatuh cinta padanya.
Yang kedua, jika Cherish sudah jatuh cinta pada Adriel, dan sang pria ingin menyentuh si perempuan. Maka, sang pria harus mendapat izin dan dalam keadaan tanpa paksaan juga sadar.
Yang ketiga, hargai privasi dan jangan ikut campur terhadap urusan masing-masing.
Yang terakhir, jika ada yang melanggar perjanjian di atas. Maka harus dikenakan denda senilai tujuh miliar won.
Kurang lebih seperti itu isi surat yang sebenarnya hanya menguntungkan Cherish. Namun, Adriel menyetujui dan merasa ada tantangan dalam kehidupan pernikahannya bersama Nona Zhong.
Sampai di tempat mereka janji bertemu, keduanya berpelukan seperti baru saja bertemu.
Sedangkan kehidupan pernikahan antara Lily dan Alrez, terlihat seperti pada umumnya. Tidak ada persyaratan dan mereka menjalankan tugas masing-masing. Selama pernikahan, keduanya mencoba untuk lebih dekat. Sejauh ini hanya ada pelukan, ciuman, dan makan malam romantis yang Alrez berikan.
Lebih seringnya, Alrez memeluk Lily dari belakang tanpa ada ucapan sama sekali. Lily jelas langsung berdebar dan gugup, tapi perlahan, dia mencoba biasa dengan perilaku sang suami.
Sebelum berangkat menuju tempat janji bersama Cherish, Lily izin pada Alrez yang sedang minum kopi buatan sang istri dengan tenang di ruang tengah.
Lily terlihat menarik koper berukuran kecil dan langsung menghadap Alrez.
"Aku ingin berlibur bersama Cherish dan besok sore aku kembali pulang. Kau harus memberikan izin mu." Alrez mendongak menatap Lily dengan dalam dan memperhatikan sang istri dari atas sampai bawah.
Alrez tidak bohong jika Lily itu seorang gadis yang cantik dan manis. Banyak nilai plus untuk Lily, dan sebenarnya Alrez sangat beruntung mendapatkan Lily.
Tanpa banyak usaha, sang ayah bergerak dengan cepat dan pernikahan segera terlaksana. Ucapannya yang menginginkan Lily menjadi menantu keluarga Na benar terjadi.
"Kau tidak ingin berlibur bersama suamimu?" Lily membulatkan mata dan menggelengkan kepala.
"Bukan seperti itu, aku hanya ingin..."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX HOMMES
FanfictionRenata namanya, seorang gadis berumur 18 tahun yang duduk di kelas 12 SMA. Mendapat kejutan yang tidak pernah disangka. Seorang pria dewasa yang Renata panggil Papa berucap, "Kamu memang bukan anak kandung Mama dan Papa, Rena. Dulu, Papa diam-diam m...