[13] TREIZE

225 19 4
                                    

Adriel menatap Renata yang tertidur setelah dirinya menyentuh perempuan itu hingga puas. Mereka masih belum menggunakan pakaian.

Adriel memeluk Renata dan perempuan itu terlihat mengernyit saat merasakan pelukan.

"Mama," ucap Renata seperti bisikan. Adriel mendengar dan merasa Renata sedang bermimpi.

"Mama... Papa..." isakan mulai terdengar dari belah bibir manis itu. Adriel masih memeluk Renata.

"Tidak! Rena mau ikut Mama Papa!" isakan itu berubah menjadi tangisan. Adriel yang hanya tahu jika perempuan itu memanggil kedua orangtuanya semakin mengeratkan pelukan.

Renata bersama dengan teman-teman sang kakak biasa berbicara menggunakan Bahasa Internasional dan Mandarin jika dengan Liam.

Beberapa menit kemudian, tangisan tersebut berhenti. Renata terlihat membalas pelukan Adriel dan menyamankan posisi.

Laki-laki itu merasa sedikit sakit melihat Renata yang tertidur sambil menangis. Adriel mengelus punggung Renata dengan lembut.

Harel harus segera kembali ke Singapura, sang ibu terus menghubungi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harel harus segera kembali ke Singapura, sang ibu terus menghubungi nya.

"Rena, kamu di mana sih?" ucap Harel pelan sambil membereskan semua barang-barang ke dalam koper.

Harel merasa khawatir, karena dari kemarin Renata tidak bisa dihubungi dan juga tidak bekerja di toko buku. Tiket untuk ke Indonesia pun sudah hangus, Renata memilih jam penerbangan di pagi buta.

Dengan berat, Harel harus segera pergi dari Shanghai.































Sama seperti Adriel, Melvin pun harus pergi ke Seoul untuk menemui calon istrinya. Jika Adriel bertunangan, maka berbeda dengan Melvin.

Di jam makan siang, Melvin menunggu sang calon istri di salah satu cafe dekat kantor perusahaan Lee. Bukan perusahaan milik keluarganya, tapi perusahaan milik keluarga sang calon istri. Tidak lama, seorang gadis datang dan tersenyum tipis.

"Melvin, right?" disusul suara lembut yang menyapa pendengaran nya.

Melvin mengangguk dan gadis tersebut langsung duduk berhadapan. Dalam diam Melvin memperhatikan gadis tersebut.

"Apa kau sudah tahu kapan pernikahan kita?" gadis itu kembali bersuara setelah memesan dua cake dan dua minuman.

"Amber Lee, kenapa kau tidak menolak perjodohan bodoh ini?"

Ya, gadis itu adalah Amber. Calon istri dari Melvin Lee. Ternyata ini alasan kenapa dia harus kembali ke Seoul.

"Entahlah, aku tidak memiliki suara untuk didengar oleh keluargaku." Jika saja dia tahu akan dijodohkan, maka Amber memilih untuk tetap di Kanada dan tidak kembali ke Seoul.

SIX HOMMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang