[40] QUARANTE

157 22 0
                                    

Dua bulan yang lalu sebelum Cherish melahirkan.

Harumi menatap Ken yang ikut menyusul bersama sang putra ke Paris. Langsung memeluk tubuh Emmanuel dan mencium puncak kepalanya.

Sudah hampir satu minggu di sana dan sudah berniat untuk kembali pulang, justru keluarga kecilnya menyusul.

"Mommy, aku merindukanmu." Emmanuel menatap sang ibu dengan tatapan memelas. Harumi langsung menatap Ken yang hanya tersenyum dan menunggu giliran untuk bisa memeluk sang istri.

"Mommy juga merindukanmu." ucap Harumi lalu mencium kedua pipi gembil Emmanuel.

"Mommy, Daddy juga merindukanmu." Ken terlihat menganggukkan kepala dan menjauhkan Emmanuel dari Harumi lalu memeluk tubuh sang istri dengan erat. Sambil sesekali mencium bahu Harumi dan mengelus punggungnya.

"Aku merindukanmu, Haru sayang." Harumi terlihat membalas pelukan Ken. Mereka ada di dalam apartemen mewah yang Harumi tempati setiap kali ia pergi ke Paris.

Sedangkan Emmanuel, anak itu menatap kedua orangtuanya dengan binar bahagia. Emmanuel lahir tepat pada usia pernikahan Ken-Harumi satu tahun. Sekarang, anak itu sudah berusia empat tahun dan semakin cerdas. Emmanuel tidak seperti anak seusianya, anak itu sangat cepat tanggap. Namun, Harumi tidak akan menyekolahkan Emmanuel sebelum pada waktunya. Apalagi dengan kondisi seperti saat ini. Harumi tidak akan tenang jika Emmanuel diasuh oleh oranglain selain kedua orangtuanya dan ibu mertua.

Hingga beberapa hari kemudian, Harumi mendapat kabar jika rumah yang Renata tempati aman untuk ia kunjungi.

Harumi masih mengingat dengan jelas apa yang terjadi pada hari itu.

Harumi terkejut saat melihat Renata yang sedang mengandung. Bahkan sedang hamil tua. Untuk beberapa saat, Harumi tidak dapat berpikir dan Renata tidak berekspresi apapun.

Mereka duduk saling berhadapan dan Renata menatap sekitar yang sepi. Sepertinya Bibi Ju ke kamarnya setelah menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk Harumi.

Terjadi keheningan selama beberapa menit, lalu Harumi berdeham sebelum mengeluarkan suara.

"Ruby, aku tidak akan basa-basi. Ayo kita pergi dari sini. Aku berjanji, kau akan aman dan mereka tidak akan aku biarkan menyentuhmu kembali." mereka bertatapan dengan tatapan yang berbeda. Harumi sedih saat melihat tatapan Renata yang tidak memiliki harapan lagi untuk bebas.

"Aku bersyukur mengenal mu, Kak Rumi. Tapi aku sudah bukan Ruby yang kau kenal. Aku juga bukan Renata ataupun bagian dari keluarga Huang. Aku adalah aku yang baru dan di kehidupan yang baru. Aku akan hidup bahagia bersama dengan anakku. Kau tidak perlu khawatir lagi, aku sudah cukup dengan hidup ku sekarang. Aku tidak masalah jika kau, Cherish dan Kakek Osaki melupakan ku seperti keluarga kandung ku." Harumi tidak bisa menahan air mata saat mendengar itu dan melihat keadaan Renata yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Harumi merasa sangat sedih dan marah. Hingga beberapa menit berlalu, Harumi mengusap air matanya dan menatap Renata yang menundukkan kepala lalu menerbitkan senyuman menawan.

"Oke, jika itu yang kau inginkan. Jaga dirimu baik-baik dan juga keponakan ku." Renata mengangkat kepala dan membalas senyuman sang kakak ipar, setelah itu Harumi pergi dari rumah tersebut dengan wajah dingin dan menatap kedepan dengan tajam.

Renata menatap Harumi yang mulai melangkah menuju pintu utama. Air matanya langsung mengalir dan disusul suara tangisan yang nenyayat hati.

Pikirannya langsung dipenuhi dengan kejadian yang menyakitkan yang pernah ia alami. Renata tidak ingin jika itu terjadi kembali. Ia sudah mencoba menerima kehidupannya, jadi tolong jangan membuat hal tersebut harus kembali ia rasakan. Renata tidak akan sanggup jika itu terjadi lagi. Biarkan ia mencoba menerima dan bahagia dengan sang anak. Apapun itu, Renata hanya ingin hidup bahagia bersama anaknya dan Melvin sudah berjanji jika ia bisa selalu bersama dengan sang anak.

SIX HOMMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang