Renata menatap semua laki-laki yang ada di hadapannya datar. Tangan si cantik setia mengelus bulu Gigi di dalam gendongannya.
Tepat di ruang tengah, saat Renata sedang bermain bersama Gigi. Aiden, Aldric, dan Melvin datang lalu duduk di hadapannya.
Mencoba mengabaikan semua laki-laki tersebut, Renata berniat ingin kembali ke kamar.
"Siapa yang menyuruh mu pergi, Michelle?" suara Aiden terdengar dingin saat melihat Renata yang sudah berdiri dari duduknya.
Renata menatap Aiden dengan malas.
"Kenapa? Ada masalah denganmu?" Aiden menatap Renata dengan tajam.
"Duduklah, Michelle. Kami hanya ingin berbicara denganmu." Aldric berucap dengan lembut.
Kembali duduk, Renata memilih menatap Gigi yang terlihat nyaman bersamanya.
"Gigi sudah bobo? Lucu sekali." ucap Renata pada Gigi yang terlihat memejamkan mata.
Senyuman manis Renata terlihat. Pandangan matanya juga berbinar saat menatap Gigi.
Gigi menjadi salah satu makhluk yang menyembuhkan luka Renata.
Renata sangat bersyukur memiliki Gigi. Anak kucing yang selalu menemani dan menghiburnya.
Seakan mengingat sesuatu, Renata menatap Aldric.
"Di mana Alrez?" Aiden dan Melvin terlihat menaikkan sebelah alis mereka.
"Dia akan ke sini nanti malam." Renata menganggukkan kepala lalu menghembuskan napas dengan berat.
"Kalian ingin berbicara apa? Jika tidak ada hal yang ingin dibicarakan, aku akan kembali ke kamar."
"Kau terlihat menyukai Alrez." Melvin berucap sambil menatap Renata dengan intens.
Menatap Melvin bingung beberapa saat, lalu Renata tersenyum manis.
"Apa itu terlihat?" Renata bertanya sambil memiringkan kepala sedikit.
"Michelle." tiba-tiba Adriel datang dan ikut bergabung.
"Kau masih harus minum obat. Jangan sampai lupa." ucap Adriel setelah duduk di samping Melvin yang terlihat semakin kaku.
Membaca sekitar, Adriel merasa jika Melvin sedang menahan amarah.
"Tunggu hadiah dariku." ucap Melvin lalu menatap Adriel.
"Dia benar-benar sudah sembuh?" Adriel menganggukkan kepala.
"Ya, sudah jauh lebih baik dari kemarin-kemarin." Melvin terlihat tersenyum miring pada Renata yang menatapnya dengan muak.
Malam sudah tiba, entah apa yang dipikirkan Renata. Perempuan itu memakai gaun tidur yang cukup seksi saat makan malam.
Gaun tidur tersebut memperlihatkan tulang selangka dengan potongan di bagiam dada yang rendah dan setengah punggungnya yang terekspos. Rambut digulung asal, dan Renata terlihat sangat santai makan malam di kursi nya.
Tidak lama, Alrez datang dengan membawa sesuatu yang berukuran cukup besar.
Renata melihatnya dengan bingung, sedangkan Alrez menatap Renata dengan lembut.
Langsung memeluk Renata saat sudah sampai di hadapannya dan juga mencium bibir si cantik dengan lembut.
"Aku merindukanmu." Renata tersenyum tipis dan membalas pelukan Alrez.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX HOMMES
FanficRenata namanya, seorang gadis berumur 18 tahun yang duduk di kelas 12 SMA. Mendapat kejutan yang tidak pernah disangka. Seorang pria dewasa yang Renata panggil Papa berucap, "Kamu memang bukan anak kandung Mama dan Papa, Rena. Dulu, Papa diam-diam m...