[36] TRENTE SIX

163 23 2
                                    

Harumi tersenyum saat bertemu Jiali di bandara. Sedangkan Jiali, perempuan itu terus menyeret koper berukuran cukup besar dan tidak membalas senyuman Harumi.

"Bibi Jia?" Emmanuel memanggil Jiali yang terlihat tidak melihat keberadaan anak laki-laki itu.

Jiali menghentikan langkah dan menolehkan kepala, lalu memberikan senyuman manis pada Emmanuel. Harumi yang melihat itu menaikkan sebelah alisnya dan membiarkan Emmanuel mendekati Jiali.

Terlihat Jiali mensejajarkan tingginya dengan Emmanuel dan memeluk anak laki-laki itu.

"Bibi Jia, aku merindukanmu dan Olen." Jiali tertawa dan mengelus rambut Emmanuel.

"Kau harus mengunjungi rumah Bibi untuk bertemu Olen." Emmanuel menganggukkan kepala.

"Bibi ingin ke mana?" Jiali tersenyum tipis. "Bibi ingin pulang ke Seoul."

"Aku juga ingin ke Seoul bersama Mommy! Apa kita satu pesawat?" Jiali langsung menggelengkan kepala.

"Bibi naik pesawat pribadi. Sekarang Bibi harus segera pergi, sampai jumpa di Seoul." memeluk Emmanuel lagi, Jiali lalu kembali mengkahkan kaki.

Emmanuel langsung kembali berada di dekat Harumi dan menggenggam tangan sang ibu. Harumi penasaran bagaimana putranya bisa mengenal Jiali dan terlihat dekat.

"Ayo, pesawat sudah siap." ucap Harumi lalu ibu dan anak itu mulai berjalan dengan santai menuju tempat yang sama seperti Jiali. Yaitu tempat khusus pesawat dan jet pribadi orang kalangan atas.

Saat ini mereka berada di bandara Internasional Beijing. Harumi berpikir jika Jiali mengunjungi rumah kakek dan nenek nya di Beijing. Tapi untuk apa membawa koper yang berukuran cukup besar? Apa dia kabur dari suaminya?

Sampai di pesawat dan duduk dengan nyaman, Harumi akan bertanya hal yang ingin ia ketahui.

"Sayang, bagaimana Nuel mengenal Bibi Jiali?" Emmanuel yang sedang bermain game di iPad miliknya langsung menolehkan kepala.

"Saat aku di rumah Kakek dan Nenek di Seoul, Nenek membawa ku mengunjungi rumah Bibi Jia. Setelah itu, Bibi Jia sering main ke rumah Nenek dengan Olen. Olen itu anjing pintar milik Bibi Jia." mengangguk paham, Harumi mengelus rambut Emmanuel. Lalu terdengar suara jika pesawat akan segera lepas landas.
















































Aldric menunggu kepulangan Jiali di rumah mereka. Hanya ada pria itu di rumah setelah Aldric menyuruh semua pelayan pulang dan kembali esok hari.

Kejadian satu bulan yang lalu membuat hubungan mereka cukup berjarak bahkan Jiali memilih pergi dari rumah.

Aldric tidak pernah menyangka, sikap Jiali saat cemburu membuatnya pusing. Juga berpikir bagaimana jika perempuan itu tahu jika Aldric memiliki perempuan lain selainnya. Aldric tidak ingin membayangkan jika Jiali sampai tahu tentang Michelle.

Aldric akan menjadikan hal itu sebagai pelajaran dan tidak ingin kembali terjadi. Sungguh, sikap Jiali saat cemburu sangat menantang adrenalin. Mereka bertengkar hebat dan Jiali sama sekali tidak ingin mendengarkan penjelasan sang suami.

Entahlah, apa Aldric sudah jatuh cinta pada Jiali?

Terkadang Aldric juga bertanya pada dirinya sendiri. Ia juga sudah lama tidak pergi ke Paris untuk bertemu Renata sejak perusahaan nya terguncang.

Beruntung perusahaan nya bisa kembali membaik. Dan, sebenarnya waktu yang sangat pas untuk mengunjungi Renata saat Jiali tidak ada di rumah mereka.

Tapi selama satu bulan itu Aldric selalu memikirkan Jiali.

SIX HOMMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang