[1] UNE

867 35 0
                                    

"Papa, Mama, Rena berangkat sekolah dulu!" ucap seorang gadis bernama lengkap Renata Michelle H atau biasa dipanggil Rena oleh orang-orang terdekat.

"Papa antar?"

"Tidak, Pa."

Renata terlihat sangat terburu-buru, hingga akhirnya terlihat seorang pemuda seumuran yang mengendarai motor dan menghampiri Renata.

"Kuy, naik! Kosong kok dibelakang. Atau mau di depan?" ucap pemuda tersebut setelah berhasil menghentikan langkah Renata.

Tidak terlihat senang sama sekali, Renata kembali melanjutkan langkahnya. Sedangkan pemuda itu masih membujuk Renata untuk ikut bersamanya.

"Rena, 10 menit lagi bel. Yakin gak mau?" Renata terlihat berpikir dan dengan tidak ikhlas mendudukkan dirinya diatas motor pemuda tersebut.

"Cepat jalan!" Renata kesal karena motor tidak langsung melaju.

"Peluk aku dulu dong. Udahan ngambek nya, kan aku lupa, bukan disengaja."

"Cepat Harel! Sebentar lagi bel! Kamu jangan bikin aku makin marah!" wajah gadis itu terlihat memerah karena kesal.

"Iya sayang, iya!" lalu terlihat Renata mulai memeluk Harel di tengah perjalanan menuju sekolah.

Tepat 1 menit sebelum bel, keduanya segera menuju kelas masing-masing. Renata 12 IPS 1 dan Harel 12 IPA 3.

Siapa sangka, jika kedua anak itu sudah menjalin kasih sejak kelas 10 semester 2. Bahkan satu sekolah pun tahu jika Renata kekasih Harel dan Harel kekasih Renata.

Alasan Renata marah pada kekasihnya karena Harel melupakan janji mereka untuk pergi bersama ke pasar malam. Alasan yang sangat klise sekali. Tapi Renata merasa perlu marah, mereka yang sudah duduk di kelas 12 semester 2 dan mendekati ujian, tentu saja hal itu meringkus banyak waktu mereka untuk bersama. Dan Harel..., melupakan nya!

Sungguh, Renata sangat marah dan berakhir mendiamkan semua chat dan telepon dari Harel selama satu minggu. Membuat Harel bingung harus melakukan apa. Bertemu di sekolah pun, Renata berpura-pura tidak melihat dan melewatinya.




























































































































Sepulang dari sekolah dan diantar Harel sampai pintu pagar, Renata mengernyit saat melihat sebuah mobil mewah yang terparkir di halaman rumahnya.

Ada tamu? Siapa? ucap Renata dalam hati. Harel yang melihat sang kekasih mengernyit, langsung menangkup wajah mungil Renata dan mencubit pipinya gemas. Ingin menggigit, tapi Harel takut Renata marah kembali.

"Daripada bingung, mending langsung masuk ke dalam." ucap Harel setelah melepas cubitannya. Renata mengangguk dan tersenyum manis, membuat Harel semakin jatuh pada pesona nya.

Renata itu dikenal cantik, manis, imut, dan ramah oleh orang-orang. Mempunyai tubuh yang ideal dan otak yang cerdas. Orang-orang banyak yang iri padanya. Mereka berpikir, Renata sangat sempurna dalam segala hal. Bahkan keluarganya pun terlihat harmonis ditambah Renata merupakan anak tunggal. Tentu secara otomatis, banyak yang berpikir jika Renata tidak kekurangan kasih sayang. Tapi, memang seperti itu kenyataannya. Renata sangat disayang oleh kedua orangtuanya.

"Kamu hati-hati dijalan. Kabarin aku kalo udah sampai." Harel mengangguk dan menundukkan tubuhnya sedikit. Renata yang sudah paham, langsung mencium pipi kiri Harel dengan pipinya yang memerah lucu. Setelah itu, Harel mulai meninggal Renata yang masih setia menatap punggung pemuda itu hingga tidak terlihat.

SIX HOMMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang