Di tengah malam hari yang terasa tenang, Renata yang sedang tertidur meringis sakit saat merasakan perutnya yang terasa sangat sakit.
Menyibak selimut, Renata terkejut saat melihat sedikit darah yang merembes hingga sprei di ranjang.
Dengan panik Renata langsung berusaha bangun dari ranjang dan membuka pintu sambil terus bersandar pada dinding.
"BIBI JU." Renata memanggil Bibi Ju dengan sekuat tenaga nya. Bahkan suara si cantik terdengar sangat jelas dan tidak lama Bibi Ju berlari menaiki tangga dan menghampiri Renata yang masih meringis sakit.
Keringat sudah membasahi keningnya dan Bibi Ju dengan cepat membantu Renata berjalan menuju lift sambil menelepon supir pribadi.
Bibi Ju yang sebenarnya ikut panik, tapi berusaha tenang. Darah terlihat mengalir dari kedua paha dalam Renata.
Supir yang memang sudah ditugaskan untuk selalu sedia, langsung membuka pintu mobil penumpang dan menggendong tubuh Renata setelah membiarkan Bibi Ju masuk ke dalam mobil lebih dulu.
Selama hampir dua puluh menit, mobil akhirnya berhenti di depan pintu darurat rumah sakit. Dokter dan perawat yang sudah menunggu setelah Bibi Ju menelepon mereka pun, langsung membawa Renata masuk ke dalam.
Sesekali Renata mengejan yang membuat dokter langsung melarangnya dan mencoba terus mengambil napas.
Setelah diperiksa dan ternyata kepala bayi sudah terlihat, pakaian Renata juga sudah dilepas dan hanya selimut yang menutupi tubuhnya.
Hingga selama hampir satu jam, suara tangisan bayi terdengar dari ruangan yang Renata tempati.
Bibi Ju yang menunggu bersama supir pribadi saling memandang setelah mendengar suara tangisan bayi. Bibi Ju terlihat langsung berdoa dan bersyukur.
Persalinan yang diperkirakan akan terjadi dalam satu atau dua minggu, ternyata lebih cepat dan cukup membuatnya panik. Apalagi melihat darah yang merembes keluar.
Bahkan Bibi Ju sampai lupa memberitahukan pada Tuan-Tuan nya.
"Ya Tuhan, aku lupa memberitahukan tentang Nona yang sudah melahirkan pada para Tuan. Aku akan memberitahukan sekarang, kau tetap di sini Jules." Pria paruh baya yang berasal asli dari Prancis itu menganggukkan kepala. Matanya yang berwarna biru menatap pintu yang di dalamnya berada sang Nona.
Renata yang kehabisan tenaga langsung tertidur. Sebelum jatuh tertidur, Renata tersenyum sambil menatap di mana anaknya yang sedang dibersihkan.
Saat Renata membuka mata, dirinya langsung teringat jika ia sudah melahirkan anaknya. Bibi Ju terlihat langsung mendekati Renata dan bertanya apa yang ia rasakan.
"Aku jauh lebih baik, di mana anakku?" Bibi Ju tersenyum dan langsung berjalan menuju box bayi yang ada di ruangan tersebut.
"Anakku ..., putraku ..., hidupku." ucap Renata saat sudah berhasil menggendong sang anak yang ternyata berjenis kelamin laki-laki.
"Nona, tolong pakai pakaian mu dulu. Bibi sudah membawakan segala keperluan yang sudah kita persiapkan beberapa hari yang lalu." Renata tertawa pelan dan menganggukkan kepala lalu Bibi Ju memberikan satu pakaian terusan yang berkancing. Renata kembali memberikan sang anak pada Bibi Ju setelah menerima pakaian tersebut.
"Aku sebenarnya tidak merasa dingin sama sekali, Bibi." ucap Renata sambil memakai pakaian tersebut lalu berusaha turun dari ranjang.
Setelah itu Renata kembali menggendong sang putra yang menggeliat dengan bibir yang mencari sesuatu. Renata kembali tertawa, tapi dengan air mata yang keluar. Merasa tidak percaya jika anaknya yang masih di dalam kandungan sudah terlahir dan berada dalam gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX HOMMES
FanfictionRenata namanya, seorang gadis berumur 18 tahun yang duduk di kelas 12 SMA. Mendapat kejutan yang tidak pernah disangka. Seorang pria dewasa yang Renata panggil Papa berucap, "Kamu memang bukan anak kandung Mama dan Papa, Rena. Dulu, Papa diam-diam m...