[16] SEIZE

208 20 1
                                    

Hari terus berlalu. Hingga akhirnya, tepat sebelum pergantian tahun Aiden menikah dengan Heera.

Heera pun terkejut saat tahu jika dia juga dijodohkan. Terlebih dengan laki-laki yang berumur satu tahun di bawahnya.

Mencoba terus tersenyum hingga semua tamu undangan merasa jika mempelai pengantin bahagia dengan pernikahan mereka.

Berbeda dengan Amber, yang hanya tersenyum tipis sambil berharap pernikahan Heera tidak sama sepertinya.

Amber muak dengan lingkup keluarga mereka yang suka sekali menjodohkan keturunan mereka.

Apa mereka kurang kaya? Sehingga perjodohan bodoh terus saja dilakukan.

Pandangannya jatuh pada sang suami yang terlihat berbincang dengan santai bersama teman-temannya.

Tentu saja mereka berkumpul. Semuanya tanpa terkecuali.

Ken mengajak Harumi yang terlihat menikmati makanan dalam diam. Ada Cherish juga yang diajak oleh Adriel.

Cherish terlihat melamun sambil memikirkan Roulan temannya. Dia sudah mencoba menghubungi nomor telepon Roulan, tapi tidak tersambung.

Cherish merasa merindukan Roulan. Walaupun mereka hanya berteman dengan waktu yang cukup singkat. Tapi sungguh! Cherish sangat nyaman dengan Roulan.

Adriel yang melihat Cherish melamun pun langsung menghampiri dan menyentuh bahunya.

"Kau memikirkan apa?" tanya Adriel yang membuat Cherish sedikit terkejut.

"Ah, tidak. Aku hanya merindukan temanku." Cherish menjawab sambil tersenyum. Sedangkan Adriel mulai menebak.

"Siapa dia?" tatapan Cherish terlihat berbinar dan siap untuk menceritakan Roulan.

"Dia bernama Roulan. Aku sangat senang berteman dengannya! Dia sangat baik padaku, walaupun kami seumuran, tapi dia seperti kakak perempuan bagiku." Adriel mendengarkan dengan baik.

"Kenapa tidak bertemu?" Cherish terlihat menundukkan kepala.

"Aku tidak tahu di mana dia tinggal dan nomor ponselnya sudah tidak aktif." Adriel menarik kesimpulan jika teman yang Cherish maksud adalah Michelle.

Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Cherish yang memikirkan Roulan dan Adriel yang juga memikirkan Renata.

"Lee!" tiba-tiba saja, Ken memanggil Adriel dengan Harumi yang berada disampingnya.

Adriel dan Cherish pun langsung menatap Ken serta Harumi.

Akhirnya Cherish dan Harumi berkenalan. Baik Cherish ataupun Harumi saling melempar senyuman.

"Kenapa tidak bergabung dengan yang lain?" Ken bertanya pada Adriel.

"Tidak apa-apa. Kau sendiri kenapa?" tersenyum tipis, Ken langsung menggenggam tangan Harumi.

"Tunangan ku terlihat sudah mengantuk, jadi aku akan mengantarnya pulang." Adriel mendengus pelan.

"Kau juga harus mengantar Cherish pulang. Ini sudah malam dan acara pun sudah selesai." seakan tersadar jika Cherish masih terlalu muda. Akhirnya Adriel mengantar pulang Cherish ke hotel.

Ya, demi menemani Adriel yang menghadiri acara pernikahan sahabatnya, Cherish harus terbang ke Seoul dan besok pagi dia akan kembali ke Beijing.

Cherish akhirnya memilih kampus di kota tersebut dan sekarang tinggal sendiri di apartemen yang tidak jauh dari kampus.

Sebenarnya melelahkan, tapi dia yang berstatus tunangan walaupun belum resmi dari laki-laki itu pun ingin tidak ingin harus mendampingi Adriel.

Sejauh ini, Adriel memperlakukannya dengan baik. Cherish cukup merasa aman, tapi dia tidak bisa untuk langsung mempercayai laki-laki itu.

SIX HOMMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang