Renata rasanya terkejut saat mengetahui jika sang kakak akan segera bertunangan dengan seorang gadis yang baru saja keluar dari dalam toko buku tempat kerjanya.
Entah kebetulan atau memang takdir, surat undangan yang terlihat mewah itu jatuh di dekat sekitar kasir saat gadis itu keluar dari toko buku.
Renata mengambil surat undangan tersebut dan membacanya dengan pelan. Di sana tertulis nama Ken Huang & Harumi Osaki serta waktu dan tempat dengan jelas.
Renata bingung kenapa sang kakak dan kedua orangtuanya seperti tidak ingat dengannya. Atau memang dia sengaja dilupakan?
Karena rasa penasaran dan rindu, Renata akhirnya pergi ke tempat dimana sang kakak akan bertunangan. Tempatnya di hotel elit di kawasan Beijing.
Berhasil masuk dengan menunjukkan surat undangan tersebut. Renata menahan napas saat kedua orangtuanya melewatinya begitu saja. Seperti tidak mengenali putri mereka sama sekali.
Renata sebenarnya takut bertemu teman-teman sang kakak. Dan ternyata, di meja dan sofa yang terletak di pojok. Mereka berenam sedang berbincang dengan santai.
Merasa ada bahaya, Renata langsung mendekati sekumpulan orang-orang yang berada di dekat pemilik acara.
Berdiri di pojok, tatapannya menatap sang kakak sambil menahan air mata. Renata rasanya ingin langsung berlari ke sang kakak dan menceritakan apa saja yang dia alami. Tapi diurungkan karena sepertinya, dia memang dilupakan. Terlebih kedua orangtuanya juga seperti tidak mengenali.
Segera menjauh dari sana sambil menundukkan kepala. Renata tidak dapat menahan air matanya.
Merasa sudah lumayan jauh, Renata menghentikan langkahnya untuk menatap sekitar dan memandang langit malam yang terlihat indah.
Dia berniat ingin membeli ponsel karena sudah mendapatkan gaji. Ingin menghubungi Harel dan akan berusaha melupakan tentang apapun yang terjadi selama di Tiongkok.
"Michelle?" ucap Melvin pelan saat melihat seseorang dengan pakaian hitam-hitam yang berjalan cepat sambil menundukkan kepala.
Merasa sangat penasaran, Melvin bangun dari duduknya dan mengikuti seseorang itu yang terus berjalan hingga akhirnya berhenti dan terlihatlah sepasang mata yang cantik sedang memandang langit.
Melvin tahu jika itu adalah Renata dan segera menelepon Adriel.
Renata yang merasa seperti sedang diperhatikan langsung menolehkan kepala ke belakang dan terkejut melihat Melvin yang sedang memainkan ponselnya.
Jantungnya terasa berdetak dengan sangat kencang, lalu Renata berlari dengan cepat.
"Ya Tuhan, aku mohon."
Sesekali melihat ke belakang dan Melvin terlihat tersenyum ke arahnya.
Renata memilih memasuki tempat yang ramai dan berbaur dengan orang-orang. Keringat membanjiri pelipis.
Memasuki minimarket sambil mengatur napas, Renata berdiri di pojok agar tidak terlihat.
Kakinya terasa lemas dan perasaan takut menguasai. Renata berharap dia tidak kembali pada para bajingan itu.
Beberapa menit telah berlalu dan tiba-tiba di sekitar tempat itu mati listrik hingga membuat suara berisik.
"Kenapa listrik padam semua?" ucap seorang laki-laki entah pada siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX HOMMES
FanfictionRenata namanya, seorang gadis berumur 18 tahun yang duduk di kelas 12 SMA. Mendapat kejutan yang tidak pernah disangka. Seorang pria dewasa yang Renata panggil Papa berucap, "Kamu memang bukan anak kandung Mama dan Papa, Rena. Dulu, Papa diam-diam m...