"Lily." panggil seorang pria paruh baya pada gadis yang baru saja pulang dari Jerman. Putri manisnya yang sekarang akan segera berumur 18 tahun.
"Ayah!!" gadis itu berlari dan memeluk sang ayah dengan erat.
"Selamat datang kembali, putri ayah." gadis yang masih di pelukannya menganggukkan kepala.
"Aku tidak akan pergi lagi, ayah." ucapnya setelah melepaskan pelukan dan menatap wajah sang ayah dengan tatapan binar. Dia terlihat sangat menyayangi sang ayah.
"Bagaimana dengan ibumu?" pria itu bertanya setelah keduanya duduk di sofa.
"Ibu baik-baik saja. Sekarang aku bisa selalu bersama ayah. Aku akan kuliah di kota ini." Lily menjawab dengan senyuman yang manis.
"Ayah masih tidak menyangka, jika Lily putri ayah sudah sebesar ini. Semakin cantik dan tetap ceria. Ayah senang melihatmu." jelas sang ayah sambil mengelus rambut Lily dengan sayang.
"Tentu saja! Kata ibu, aku ini anaknya yang paling cantik!" pria itu mengangguk setuju.
"Menurut ayah juga seperti itu. Lily putri ayah yang paling cantik. Ayah merasa beruntung mempunyai Lily sebagai seorang putri." Lily terlihat berkaca-kaca. Ayahnya yang sangat dia rindukan, sekarang sudah bersamanya
Gadis itu merasa beruntung, walaupun kedua orangtuanya bercerai. Dan Lily ikut bersama sang ibu ke Jerman dari usia 12 tahun. Sekarang dia sudah kembali ke tempat lahirnya, Beijing—setelah masa sekolahnya selesai.
Jika ditanya pilih ayah atau ibu. Lily akan menjawab ayah dengan semangat yang kuat. Menurut Lily, ayahnya adalah seorang pria yang sangat baik.
Walaupun pernah berpikir, kenapa kedua orangtuanya bercerai. Sekarang Lily sudah tahu jawabannya.
Mereka bercerai karena sang ibu selingkuh dengan pria asal Eropa hingga hamil. Setelah bercerai, ibunya menikah dengan pria tersebut. Lily mempunyai seorang adik laki-laki dari sang ibu. Adik laki-lakinya itu sudah berumur enam tahun di Jerman.
Sedangkan sang ayah, pria itu tidak menikah lagi. Hidup sendiri dan dikelilingi para pelayan yang bertugas membersihkan rumahnya yang tidak kecil. Sampai akhirnya, putri satu-satunya yang begitu dia sayangi memilih tinggal bersamanya.
Tentu saja, dia merasa sangat senang. Bisa mengawasi dan menjaga putrinya secara langsung. Tidak seperti saat terpisah, dia menyewa beberapa orang untuk selalu mengawasi sang putri. Karena setelah bercerai, hubungan dengan mantan istrinya tidak berjalan baik.
Setiap dia menelepon mantan istrinya, yang terdengar hanya, "Berhenti mengganggu hidupku dan Lily. Kau tidak perlu khawatir tentangnya."
Bagaimana bisa, seorang ayah tidak boleh mengetahui kabar dan keadaan putrinya? Pria itu tahu dia tidak perlu khawatir, karena wanita itu terlihat sangat menyayangi sang putri. Tapi tetap saja, itu bukan jawaban yang diinginkan.
Harel menatap sekeliling, terdapat rumah yang besar dihadapannya. Lalu pandangannya jatuh pada ponsel ditangan.
Setelah yakin, Harel mendekati gerbang yang menjulang tinggi tersebut bersama seorang pria dewasa.
Sambil terus menatap sekitar, Harel membiarkan pria yang bersamanya berbicara pada penjaga rumah tersebut.
Tidak menunggu lama, Harel dan pria itu masuk ke dalam dengan perlahan. Harel hanya perlu mengikuti perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX HOMMES
FanfictionRenata namanya, seorang gadis berumur 18 tahun yang duduk di kelas 12 SMA. Mendapat kejutan yang tidak pernah disangka. Seorang pria dewasa yang Renata panggil Papa berucap, "Kamu memang bukan anak kandung Mama dan Papa, Rena. Dulu, Papa diam-diam m...