KETAHUAN

39 9 0
                                    


Black Castle Cafe, Jakarta

8.30 WIB

Suasana salah satu kafe terkenal di Jakarta itu di terlihat ramai dan di penuhi oleh muda mudi yang datang, tak hanya bersama teman tetapi juga bersama dengan pasangan mereka masing-masing.

Begitu pula dengan Rendra dan Sera yang saat ini sedang berada berdua disana yang tampak terlihat seperti pasangan pada umumnya.

Beberapa menu santap malam sudah tersedia tepat di hadapan mereka namun baik Rendra maupun Sera belum berniat untuk memulai memakannya.

"Hah! Rendra, kamu jelas-jelas yang ngajakin Aku buat ketemuan disini, tapi kenapa raut mukamu kayak Aku yang maksa kamu buat datang dan nemenin Aku?" Sera tak kuasa menahan diri dan membuka suara terlebih dulu.

"Ah, makanannya udah datang, ya udah langsung di makan aja. Setelah makan baru kita bicara." Sahut Rendra ketus.

"Emang Aku keliatan banget kayak orang lagi kelaparan? Sebenernya kamu mau ngomongin apa? Ngomong aja sekarang."

"Udah ku bilang kita bicara setelah kamu makan. Jadi makan dulu baru bicara, kalau di bahas sekarang makanan ini nggak akan ada yang makan nantinya."

Mengingat Ia tak bisa menang jika berdebat dengan Rendra, Sera memilih mengalah dan mengambil sepotong kentang goreng dan memakannya dengan terpaksa.

"Nah udah! Jadi bisa langsung di bicarakan sekarang, Rendra?"

"Sebentar lagi, Aku lagi nunggu kedatangan seseorang. Lagian kamu juga cuma makan sepotong kentang, emangnya itu kamu sebut makan? Makan lah lebih banyak, Aku yang traktir malam ini."

Rendra tersenyum tepat di akhir kalimat yang dikeluarkannya, namun bukan senyum yang selama ini membuat Sera memperlihatkan rona bahagianya melainkan Ia seperti sedang di intimidasi oleh sorot tajam dari pandangan Rendra.

"Loh ada orang lain lagi yang datang? Siapa?" Tanya Sera penasaran.

"Udah kamu nggak perlu tau, makan aja dulu. Ntar pas Dia datang pasti kamu kenal kok."

Apa ini? Kukira Rendra ngajakin makan malam berdua denganku, tapi ada orang lain lagi? Tapi kenapa perasaanku semakin nggak enak ya? Kayak sesuatu yang Aku takuti bakalan terjadi. Nggak! Nggak! Aku harus tenang! Memangnya Aku ngelakuin kesalahan? Nggak kan?! Pasti Rendra mau ngebahas soal organisasi lagi, ya pasti itu.

"Kamu nyuruh Aku makan, tapi kenapa kamu malah nggak niat makan, bahkan kamu sama sekali belum minum. Kalo gini, Aku malah nggak nyaman Ren." Protes Sera akan sikap Rendra .

"Apa kita langsung pulang aja? Aku nggak masalah kalo kamu mau nya begitu."

"Hah! Ya udah. Iya, ini Aku makan."

Sera melanjutkan memakan kentang goreng yang berada tepat di depannya itu. Dengan raut wajah terpaksa iya memasukkan sepotong demi sepotong kentang tersebut ke dalam mulutnya. Ia mengunyahnya dengan tempo yang cukup cepat lantaran Ia tak mau menunggu terlalu lama apa yang akan di katakan oleh  Rendra.

"Porsi makanku memang segini, Aku nggak bisa ngabisin sepiring Kentang goreng ini sendirian. Kalo kamu maksa, lebih baik Aku pulang aja."

"Aku tau! Kamu bukan tipe orang yang suka makan makanan fast food. Sisa setengah piring itu udah cukup."

"Jadi, kamu mau bahas apa? Aku udah penasaran banget dari tadi."

"Sebelum itu, ada satu orang lagi yang bakal bareng dengan kita. Dia udah sampe, ah itu Dia."

Rendra melambaikan tangannya tepat ke seorang gadis guna mengisyaratkan keberadaannya.

Dengan langkah berat, gadis itu kini berada tepat di hadapan Rendra dan juga Sera. Ia sempat menunduk tak berani mengangkat kepalanya dan menatap dua orang yang berada tepat di depannya itu.

Friends With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang